Senin 12 Sep 2011 14:17 WIB

Polisi Kantongi Identitas Penyebar SMS Sara di Ambon

Rep: bilal ramadhan/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Saat kerusuhan terjadi di Kota Ambon pada 11 September 2011 lalu, banyak pesan singkat yang berisi pesan yang menggugah keagamaan banyak tersebar di tengah-tengah masyarakat. Polisi telah mengantongi identitas pelaku yang menyebarkan pesan singkat berbau SARA (suku, agama, ras dan atan golongan) itu dan akan segera menangkapnya.

"Kita mengharapkan bagi yang mengirimkan sms (Short Message Service) agar dihentikan karena sudah terlacak oleh kita jangan sampai membuat situasi semakin tidak baik," kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Anton Bachrul Alam yang ditemui di Mabes Polri, Jakarta, Senin (12/9).

Anton menjelaskan kerusuhan yang terjadi di Ambon, akibat dari adanya informasi yang berkembang dari pesan-pesan singkat yang berbau SARA itu. Ia menyontohkan pesan tersebut berisi tentang pembunuhan tukang ojek, padahal hal itu merupakan bentuk kejahatan murni. Selain itu, pesan singkat itu juga menggugah rasa kebanggaan agama tertentu yang akan membacanya.

Saat ini Polri masih menyelidiki penyebar pesan singkat tersebut dan akan segera dimintai keterangan. Ia pun mengimbau agar masyarakat tidak mudah diprovokasi dan tidak semakin menyebar pesan-pesan singkat itu. "Misalnya isi sms bahwa orangnya dibunuh, kan ternyata tidak. Kita mengimbau agar masyarakat di Ambon atau di luar Ambon agar tidak terprovokasi dan memberikan informasi melalui SMS," tegasnya.

Kerusuhan di Ambon terjadi pada Ahad (11/9) lalu yang disebabkan adanya isu pembunuhan seorang tukang ojek yang meluas menjadi sentimen berbau SARA. Menurut data dari Mabes Polri, dilaporkan sebanyak tiga orang yang tewas saat kerusuhan tersebut.

Bilal Ramadhan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement