REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Hingga Sabtu siang ini (10/9) nasib dua awak pesawat Susi Air jenis Carvan C 208 B pk-VVE belum diketahui rimbanya. Untuk sementara tim penyelamat belum dapat menjemput keduanya di lokasi kejadian karena cuaca yang buruk dan medan yang sulit.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Herry Bakti S., mengatakan pihak terkait tengah menanti helikopter besar yang akan digunakan untuk mencapai lokasi jatuhnya pesawat tersebut.
Helikopter yang digunakan pertama tidak mampu mencapai lokasi yang berada di Distrik Pasema ini karena tidak mampu melawan cuaca yang sering berubah-ubah. “Tapi tim sudah melemparkan logistik ke daerah yang diperkiraan menjadi lokasi jatuhnya pesawat tersebut sebelum keduanya berhasil dijemput,” ujarnya kepada Republika, Sabtu (10/9).
Hingga berita ini diturunkan cuaca buruk masih menjadi dugaan penyebab jatuhnya pesawat. Pesawat pembawa logistik dan bahan bakar ini seharunys mendarat di Kenyem pada Jumat (9/9) sekitar pukul 13.30 Waktu Indonesia Timur. Akan tetapi pesawat yang berangkat dari Wamena ini tidak pernah sampai.
Karena tidak kunjung muncul selama beberapa jam, pencarian terhadap pesawat yang mengangkut beban sekitar 1,159 ini dilakukan. Pesawat Susi Air lain melakukan mencarian di sekitar jalur pesawat yang hilang dan menemukan pesawat pengangkut empat drum solar ini jatuh di Kabupaten Yahukimo.
Selain dua awak yang terdiri dari pilot, Dave Cootes dari Australia dan co-pilot, Thomas Munk asal Slovakia, tidak ada korban lain dalam peristiwa ini.