REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA - Wartawan TOP TV, salah satu televisi Lokal di Jayapura yang bertugas di kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat, Mufliadi, akhirnya lapor polisi. Ia menjadi korban pemukulan bupati setempat, Otto Ihalauw, serta ajudannya, Jumat pagi sekitar jam 09.00 WIT.
"Saya sudah melaporkan kasus penganiayaan yang menimpa saya kepada pihak kepolisian resor Sorong Selatan (Sorsel), dan akan melakukan visum untuk melengkapi laporan polisi," kata Mufli saat dihubungi dari Jayapura melalui ponselnya, Jumat siang.
Menurut dia, pemukulan terhadap dirinya bermula ketika ia mendapat kabar kalau ada aksi masyarakat pemilik hak ulayat setempat, yang melakukan pemalangan kantor bupati Sorsel. Begitu mendapat info itu dirinya langsung menuju lokasi pemalangan untuk pengambilan gambar.
Namun, tiba-tiba ajudan bupati Sorsel yang adalah anggota Brimobda, dari arah belakang langsung menarik kerah bajunya dengan kekerasan dan langsung membawanya menghadap Bupati Sorsel. "Setelah itu langsung saja bupati Sorsel, Otto Ihalauw langsung memukul wajah saya sebanyak dua kali, dan diikuti ajudan, kepala dinas pemberdayaan perempuan, serta empat orang anggota satpol PP setempat," terang Muflih, seraya menambahkan usai dipukul dia juga sempat dibawa menuju ruangan kantor bupati.
Akibat pemukulah itu, Muflih mengaku wajah, hidung, pipi kanan dan kiri, serta rahang dan dahinya bengkak. "Beberapa bagian tubuh saya terasa sakit. Saya berharap kasus ini diproses hukum hingga tuntas," ujarnya.
Sementara Amir Siregar, pimpinan TOP TV saat memberikan keterangan pers, mengaku akan mengadukan kasus ini pada dewan pers dan aparat kepolisian untuk ditindak tegas. "Saya juga sudah laporkan pada pihak Polda Papua dan pihak terkait," ujarnya.
Hingga berita ini disiarkan, belum ada keterangan dari pihak kepolisian dan pemerintah kabupaten Sorong Selatan (Sorsel) terkait kasus tersebut.