REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Populasi ikan lumba-lumba Irrawady di Sungai Mekong dan Mahakam, Kalimantan, berjumlah sebanyak 85, dan peluang hidup bayinya sangat rendah, sehingga menunjukkan hewan mamalia air itu menghadapi risiko kepunahan yang tinggi.
Dolfin Irrawady itu hidup di daerah 190 kilometer di Sungai Mekong antara Kratie, Kamboja dan Air Terjun Khone, yang berbatasan dengan Laos. Ikan lumba-lumba Irrawaddy ditemukan di daerah pantai di Asia Selatan dan Tenggara, dan di tiga sungai: Mekong, Ayeyarwardy di Myanmar dan Mahakam di Pulau Kalimantan, Indonesia.
Alat penangkap ikan --terutama "jaring insang" -- dan metode penangkapan ikan secara tidak sah, yang melibatkan bahan peledak, racun dan sengatan listrik, semuanya, tampaknya merenggut korban. Menurut survei yang dilakukan dari 2007 sampai 2010, populasi ikan lumba-lumba tersebut secara perlahan merosot, kata Dana Margasatwa Dunia (WWF), sebagaimana dilaporkan Reuters, yang dipantau ANTARA di Jakarta, Kamis pagi.
"Buktinya kuat bahwa sangat sedikit hewan muda dapat bertahan hidup hingga dewasa, sementara dolfin yang lebih tua mati dan tak tergantikan," kata Direktur Program Air Tawar WWF, Li Lifeng di dalam satu pernyataan, Rabu (17/8).
"Populasi kecil ini menghadapi risiko akibat jumlahnya sendiri yang sedikit. Dengan tambahan tekanan dari tersangkut "jaring insang" dan tingginya angka kematian anak lumba-lumba, kami benar-benar khawatir dengan masa depan dolfin itu," katanya.
Penelitian juga memperlihatkan populasi ikan lumba-lumba tersebut di satu kolam kecil lintas-perbatasan di perbatasan Kamboja-Laos mungkin hanya berjumlah tujuh atau delapan, tambah WWF, kendati kenyataannya ikan lumba-lumba Irrawaddy dilindungi oleh hukum di kedua negara itu.
Organisasi marga satwa tersebut menyeru Kamboja agar menetapkan kerangka kerja hukum yang jelas guna melindungi dolfin, termasuk langkah seperti pelarangan penggunaan "jaring insang", jika perlu.
"Peluang terbaik kita untuk menyelamatkan spesies ikon ini dari kepunahan di Sungai Mekong ialah melalui tindakan pelestarian bersama," kata Li.
Dolfin pernah menjelajahi perairan Delta Mekong di Vietnam sampai ke Tonle Sap di Kamboja, dan kemudian mengikuti aliran air tawar ke Laos, tapi ditembaki oleh tentara dan ditangkapi untuk diambil minyaknya pada masa lalu.