REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan Indonesia bisa menjadi pusat sertifikasi halal dunia karena produk halal mulai diminati tidak hanya oleh masyarakat Muslim namun juga non-Muslim.
"Harusnya bisa, karena universitas kita punya 'centre for halal food', seperti Institut Pertanian Bogor, banyak juga ahli-ahli di Indonesia "ujarnya saat ditemui pada acara "Indonesia Halal Business and Food" (IHBF) Expo di Jakarta, Jumat (12/8).
Ia juga mengingatkan Indonesia sebagai negara Muslim terbesar. "Jangan lupa produk halal tidak hanya digemari oleh masyarakat Muslim, tapi juga non-Muslim di dunia," imbuhnya.
Dengan adanya sertifikasi tersebut juga dapat melahirkan jaminan dan proses bahwa produk halal di seluruh dunia memiliki kualitas barang yang lebih baik. Hatta menjelaskan sertifikasi juga memiliki manfaat untuk menghindari keraguan masyarakat dalam memilih produk halal, apalagi nilai keberagaman produk ini cukup luas, mulai dari makanan dan minuman, hingga kosmetik, perbankan dan turisme.
"Standar kualitas produk halal haruslah seragam. Jangan ada standar yang berbeda, sehingga orang tidak perlu bertanya, 'Halal kata siapa?'," katanya.
Untuk produk halal impor, Hatta menjelaskan sertifikasi bisa dilakukan apabila muncul permintaan dan respon dari masyarakat karena belum ada aturan terkait hal tersebut. "Produk-produk (impor) yang saat ini belum ada UU (undang-undang)-nya, baru bersifat imbauan, jadi jika ada masyarakat yang menginginkan sertifikasi harus kita sediakan," ujarnya.
Menurut Hatta, Indonesia juga bisa menjadikan produk halal sebagai peluang usaha serta ekspor untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. "Ini peluang untuk meningkatkan ekspor produk halal, karena pasar besar di dunia ini. Karena itu, kita harus menyikapi konstruktif permintaan produk halal untuk meningkatkan perekonomian. Indonesia harus menjadi pusat halal dunia," tuturnya.
Saat ini 20 persen produk pangan dunia sudah termasuk produk halal, sementara dalam lingkup nasional permintaan terhadap produk halal meningkat dari tahun ke tahun, dari 72 persen pada 2009 menjadi 92 persen pada 2010. "Kita harus serius menjadikan Indonesia sebagai pusat halal dunia, baik menjadikan standar halal juga pusat produk halal. Pemerintah memberikan dukungan melalui MUI dan LPPOM," kata Hatta.