REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, meminta tersangka kasus suap proyek pembangunan wisma atlet SEA Games 2011 Palembang, M Nazaruddin, mengungkapkan keterlibatan kader Partai Demokrat.
"Kalau Nazaruddin memiliki informasi yang berkaitan dengan kader Partai Demokrat, saya sangat berharap semua bisa dibuka dan dijelaskan ke Dewan Kehormatan agar segalanya menjadi terang," kata SBY usai berbuka puasa bersama di Mabes TNI Cilangkap Jakarta, Senin (8/8).
SBY menegaskan, Partai Demokrat tak akan sungkan menindak kader yang terlibat.
Selain itu, ia juga mempersilakan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu mengungkapkan siapa pun, dan dari partai manapun, yang terlibat dalam kasus dugaan korupsi tersebut demi tegaknya kebenaran dan keadilan.
Keterangan Nazaruddin sangat penting untuk meluruskan pandangan publik terkait kasusnya. "Sehingga apa yang diangkat media massa dan menjadi percakapan warung kopi, yang sering dilebih-lebihkan dan belum tentu berdasarkan fakta yang ada, semuanya bisa dibuka," kata Presiden.
Nazaruddin ditangkap Interpol di Kolombia, Ahad (7/8) malam. Mantan anggota Komisi III DPR RI tersebut masuk ke Kolombia dengan menggunakan paspor palsu atas nama Syarifuddin. Mabes Polri menyatakan, mantan Bendahara Partai Demokrat itu diciduk saat bersama istrinya dan beberapa orang koleganya yang lainnya.
Perburuan Nazaruddin berakhir setelah pergerakannya terdeteksi di sejumlah negara. Sejak kabur dari Singapura pada 24 Mei lalu, ia berpindah ke Vietnam. Dari Vietnam, Nazar berpindah ke Kamboja dengan penerbangan umum. Dari sana ia menyewa pesawat untuk bersembunyi di kota Cartagena, Kolombia.
Pergerakan Nazaruddin mulai diketahui Interpol saat ia singgah di Dominika. Petugas imigrasi setempat sempat mencurigai Nazaruddin yang saat itu menggunakan paspor palsu bernama Syarifuddin.