Ahad 07 Aug 2011 11:05 WIB

Kinerja Lemah, Ada Apa dengan Intelijen?

Red: cr01
Aksi spionase (ilustrasi).
Foto: gadabimacreative.blogspot.com
Aksi spionase (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA – Ketua Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Papua, Ruben Magai, menilai peran dan kinerja para intelijen di Papua perlu dievaluasi karena tidak bisa memberikan peringatan dini terhadap sejumlah permasalahan di Papua belakangan ini.

"Kinerja sejumlah intelijen perlu dievaluasi, baik itu dari TNI, Polri, Kejaksaan, Kesbangpol atau lembaga terkait lainnya. Karena tidak bisa melakukan pendeteksian dini dan memberikan masukan terkait sejumlah kekerasan di Papua belakangan ini," kata Ruben, Ahad (7/8).

Menurut dia, peran intelijen sebagai ujung tombak utama dari suatu lembaga mempunyai peran yang sangat vital. Untuk itu perlu evaluasi diri terhadap sejumlah kinerja mereka. Mereka merupakan pencari informasi yang utama bagi para pengguna.

Jika dikaitkan dengan sejumlah persoalan kekerasan yang terjadi belakangan ini yang menerpa sejumlah daerah di Papua, Ruben berpendapat kinerja intelijen bisa dikatakan masih lemah dan perlu diketahui apa penyebabnya. "Kalau mereka tidak mampu mengungkap, menjadi tanda tanya besar bagi masyarakat. Ini kan tugas rutin mereka (intelijen)," ujarnya.

Ruben menyampaikan sejumlah permasalahan di Papua, antara lain di sekitar Kampung Nafri, Kota Jayapura pada akhir tahun lalu, dengan korban seorang tertembak mati dan beberapa lainya luka-luka. Lalu pada awal Agustus tahun ini terjadi pula penyerangan yang sama, dengan korban tiga masyarakat sipil dan satu anggota TNI serta sembilan orang lainnya luka-luka.

Selain itu, Polresta Jayapura Kota mendapat kiriman bendera Bintang Kejora. Selang beberapa jam kemudian di awal Agustus setelah penyerangan di Nafri, pesawat helikopter milik TNI di Papua diberondong peluru di kawasan Puncak Senyum, Kabupaten Puncak Jaya. Helikopter tersebut sedang mengevakuasi seorang anggota TNI korban serangan di tempat tugasnya yang tewas tertembus peluru oleh sipil bersenjata.

"Peristiwa di Nafri terjadi dua kali dalam hitungan bulan. Sementara di Puncak Jaya hampir selalu ada tentara dan Brimob yang tertembak. Belum lagi masalah Pilkada di Kabupaten Puncak yang menewaskan 19 orang," katanya mencontohkan.

Untuk itu, Ruben Magai yang juga kader Partai Demokrat Papua meminta agar aparat intelijen dari berbagai institusi yang ada, untuk melakukan evaluasi diri dan juga meningkatkan kinerja dengan memberikan laporan yang baik dan benar kepada institusinya.

"Saya mengutuk keras penyerangan di sekitar kampung Nafri. Itu penyerangan sporadis dan tidak berperikemanusiaan," tegasnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement