Jumat 05 Aug 2011 20:56 WIB

KNKT Selidiki Jatuhnya Helikopter di Bitung

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyelidiki jatuhnya helikopter milik Nyaman Air, yang disewa perusahaan kontraktor pertambangan di PT Nusa Halmahera Mineral (NHM), Maluku Utara, di Gunung Dua Saudara, Bitung, Sulawesi Utara, pada Rabu (3/8) lalu.

Nur Cahyo salah satu Investigator KNKT, di Bitung, Jumat mengatakan, pihaknya kini masih mengumpulkan bukti-bukti di lapangan. "Masih belum diketahui persis penyebab terjadi kecelakaan helikopter, karena kami masih akan menindaklanjutinya melalui bukti yang ada," ujar Cahyo.

Cahyo mengatakan, tidak mudah untuk mengungkapkan sesuatu kejadian tanpa disertai berkas dan bukti konkret. "Kalau hanya dengan melihat sepintas, belum bisa serta merta dijadikan sebuah kesimpulan," jelas Cahyo.

Ia mengemukakan, banyak hal yang akan diselidiki, di antaranya pemeriksaan mesin, desain, bahkan registerasi pemerintah dan lain sebagainya. "Yang pasti kami mempunyai motto yaitu melakukan penyelidikan secara tepat, cepat, akurat dan transparan," ujarnya.

Setelah penyelidikan selesai berlandaskan motto tersebut, pihaknya baru bisa memberikan klarifikasi maupun membuat pernyataan tentang tragedi kecelakaan berdasarkan data yang ada. "Data itu harus jelas dan tidak asal-asalan dan kemungkinan memerlukan waktu setahun untuk mengungkapkan penyebabnya," katanya.

Sementara itu Kapolres Bitung AKBP Satake Bayu mengatakan, dalam penyisiran dan pengumpulan sisa-sisa benda berserakan, dilakukan oleh tim gabungan. "Penyisiran itu dilakukan oleh jajaran Kepolisian, tim SAR, TNI, KNKT, juga masyarakat sekitar," ujarnya.

Mengenai puing-puing helikopter, menurut Bayu, akan diambil alih oleh pihak Yaman Air, karena itu adalah milik perusahaan.

"Untuk evakuasi bangkai helikopter, akan dilakukan perusahaan Nyaman Air. Saat ini kami hanya membantu KNKT dalam proses pengumpulan bukti di lapangan untuk suatu penyelidikan," demikian AKBP Satake Bayu.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement