REPUBLIKA.CO.ID,PANGKALPINANG--Proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Provinsi Bangka Belitung (Babel) tetap berjalan sesuai rencana untuk memenuhi kebutuhan pasokan listrik Pulau Jawa, Sumatera dan Bali.
Kepala Pusat Diseminasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Totti Tjipto di Pangkalpinang, Sabtu, menjelaskan, program PLTN di Babel merupakan kebijakan Pemerintah Pusat.
Secara hukum pembangunan reaktor nuklir di Babel sudah masuk 'master plant' untuk percepatan dan perluasan pembangunan yang memiliki sesuai Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang rencana pemabangunan jangka panjang 2005 sampai 2025.
Saat ini sedang dilakukan uji tapak nuklir di Desa Permis (Bangka Selatan) dan Teluk Inggris (Bangka Barat) yang rencananya sebagai tempat pembangunan PLTN Babel, selain itu Batan juga mempersiapkan sumber daya manusia lokal untuk mengisi kebutuhan tenaga kerja ahli untuk mendukung pembangunan PLTN tersebut.
Ia mengatakan, pada 2013 sampai 2015 sebagai tahap persiapan dan perencanaan diharapkan selesai dengan matang dan jika uji tapak menyatakan Babel layak untuk lokasi pembangunan PLTN, Pemerintah Pusat akan memulai langkah selanjutnya.
Ia mengatakan, saat ini pemerintah masih mencari sumber alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan listrik negara, selain dari minyak dan gas yang semakin lama semakin menipis persediaannya termasuk alternatif menggunakan PLTN.
Persediaan bahan bakar dari fosil seperti batubara, minyak dan gas sudah mulai menipis, karena penggunaannya tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri tetapi juga untuk diekspor dalam jumlah besar.
"Untuk itu pemerintah terus mengupayakan sumber-sumber energi yang potensial untuk dijadikan energi pembangkit listrik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat, sehingga pemanfaatan energi nuklir merupakan salah satu alternatif yang potensial dilakukan," katanya.
Ia mengatakan, untuk Babel sendiri selama ini masih kekurangan sekitar 48 persen dari kebutuhan masyarakat dan pembangunan beberapa pembangkit listrik energi baru terbarukan seperti energi angin, energi surya, energi air, biomass dan gelombang air laut belum mampu untuk memenuhi kebutuhan listrik di Babel.
Menurut dia, tujuh sistem pembangkit listrik di Babel hanya mampu menghasilkan 98.180 kilowatt untuk memenuhi seluruh kebutuhan listrik di tujuh kabupaten/kota daerah itu.
Ketersediaan listrik tersebut dihasilkan pembangkit listrik yang berada di seluruh kabupaten yang meliputi PLTD Merawang mampu menghasilkan 50.250 kilowatt, PLTD Muntok 6.010 kilowatt, PLTD Toboali 5.050 kilowatt, PLTD Tanjung Labu 340 kilowatt PLTD Selat Nasik 300 kilowatt, PLTD Pulau Seliu 120 kilowatt dan PLTD Manggar dan PLTU Belitung 17.300 kilowatt.
"Jumlah tersebut hanya untuk Babel saja, belum termasuk kebutuhan pasokan listrik untuk daerah lain yang mengalami kendala yang sama sehingga pemerintah mengambil alternatif untuk memaksimalkan tenaga nuklir sebagai solusinya," katanya.