Jumat 29 Jul 2011 18:01 WIB

Jenazah Ernawati, TKW yang Tewas di Ryadh Tiba, Diotopsi Ulang di RSCM

Rep: c17/ Red: Stevy Maradona

REPUBLIKA.CO.ID, CENGKARENG -- Jenazah Ernawati binti Sujono tiba di Indonesia, Jumat (29/7). Ernawati merupakan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) untuk Arab Saudi asal Desa Ngeseng, Karang Rowo, Undaan, Kudus, yang tewas dianiaya majikannya.

Ernawati tiba di kargo Rush Handling (RH) Jasa Angkasa Service (JAS), gudang 530, Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) Tangerang. Jenazah sempat tertahan di ruang khusus RH, selama hampir tiga jam.

Baru pukul 16.20 WIB, peti jenazah dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam mobil untuk diserahkan kepada pihak keluarga. Tidak ada serah terima jenazah dari Pemerintah kepada keluarga di Bandara Soetta. Rencananya, jenazah pahlawan devisa itu akan langsung dibawa ke RSCM guna dilakukan otopsi.

"Kami langsung melakukan otopsi ulang di RSCM atas kematian korban," ujar kakak korban, Yenny Larasati.

Tujuan Yenny melakukan otopsi ulang terhadap korban, karena banyaknya keganjalan yang ada pada kematian korban. Meskipun sebelumnya pihak keluarga sudah menerima hasil otopsi dari pemerintah Arab Saudi yang menyatakan Ernawati meninggal karena minum racun serangga.

Sebelum meninggal, Ernawati pernah menghubungi keluarganya dan mengatakan dirinya disiksa oleh majikannya di kota Ryadh. "Dia pernah menelpon saya, katanya disana (Arab) mengalami penyiksaan oleh majikannya. Dia juga mengaku sempat akan diperkosa oleh anak majikannya," katanya.

Ernawati berangkat menjadi TKI saat usianya masih 16 tahun. Dia bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Riyadh, Arab Saudi, melalui PT Boughsan Labrindo pada tahun 2008.

Ernawati meninggal diduga karena mendapat siksaan dari sang majikan. Sebelum meninggal, kakak kandung Ernawati, Yenny Larasati menerima telepon dari Ernawati, pada tanggal 29 Januari 2011

"Saya yakin, adik saya tewas dianiaya. Sebab tiga bulan saat masih kritis menelpon saya dan bilang disiksa oleh majikan," ujar Yenny.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement