REPUBLIKA.CO.ID,KUALA LUMPUR--Penerbangan Garuda Indonesia dengan rute Kuala Lumpur-Jakarta pergi pulang tetap berjalan lancar sebanyak dua kali sehari, meski terlambat sekitar 20- menit. "Penerbangan tetap lancar dan tidak terjadi pemogokan dari para pilot," kata General Manager Garuda Indonesia untuk Malaysia, Erwin Suharja, saat dihubungi di Kuala Lumpur, Kamis.
Dia mengatakan, sejak pukul 12.58 WIB, sudah ada kesepakatan dengan para pilot untuk tidak melakukan mogok. Namun memang ada sedikit keterlambatan pemberangkatan karena adanya rotasi terhadap para kru pesawat Garuda Indonesia," ungkapnya.
Dengan demikian, lanjut dia, penerbangan dari Kuala Lumpur ke Jakarta ataupun sebaliknya tetap mengangkut penumpang. Untuk penerbangan siang ini, ada 110 penumpang yang diberangkatkan dan pada pagi hari lebih banyak mencapai 158 penumpang.
Sementara itu, Menteri BUMN, Mustafa Abubakar, memastikan, layanan penerbangan PT Garuda Indonesia Tbk., berlangsung normal, meskipun terjadi aksi mogok sejumlah pilot maskapai tersebut. "Ada 'delay' sejumlah penerbangan Garuda, namun secara keseluruhan penerbangan lancar, tidak ada yang di 'cancel," kata Mustafa saat meninjau Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta, Kamis.
Dari hasil kunjungan mendadak tersebut, Mustafa mengatakan bahwa kondisi di lapangan masih terkendali. "Tidak terjadi penumpukan seperti yang saya bayangkan. Tidak ada antrean panjang saat melakukan check-in keberangkatan," ujar Mustafa.
Sejak Kamis dini hari (28/7) pukul 00:00 hingga pukul 23:59 WIB sejumlah pilot Garuda yang tergabung dalam Asosiasi Pilot Garuda (APG) menggelar mogok terbang. Sebelumnya, Juru Bicara Garuda Indonesia Pudjobroto mengakui aksi mogok terbang sejumlah pilot berdampak pada penerbangan terutama jadwal siang hari. "Pada penerbangan dini hari hingga pagi hari, seluruh penerbangan Garuda dari Jakarta ke sejumlah wilayah termasuk ke luar negeri berlangsung normal," ujarnya.
Menurut Pudjobroto untuk mengatasi mogok terbang sejumlah pilot, Garuda menyiapkan sekitar 130 pilot bantuan. "Pilot bantuan tersebut berasal dari para pilot senior dan instruktur pilot," ujarnya.
Sejak sehari sebelumnya, menurut dia, manajemen Garuda mengantisipasi aksi itu dengan mengindentifikasi pilot mana saja yang menyatakan tidak akan menjalankan tugas. "Dengan begitu manajemen dapat memastikan bahwa dampak dari aksi mogok tersebut dapat diminimalkan," ujarnya.
Menurut Pudjobroto, hingga pukul 13:00 WIB penerbangan Garuda dari Jakarta mencapai 66 penerbangan. "Kami mencatat jumlah penerbangan yang mengalami keterlambatan berkisar 10 persen," ujarnya. Pada sejumlah rute dan waktu yang hampir berdekatan diatasi dengan menggunakan pesawat berbadan lebar Airbus, sehingga dua penerbangan dapat diangkut sekaligus.