REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Belasan kader partai Golkar masih 'mendua'. Mereka masih tercatat sebagai anggota di partai pimpinan Aburizal Bakrie dan partai yang baru dideklarasikan, partai Nasdem.
Tak hanya itu, kader yang masih berada di bawah ormas Nasdem diperkirakan cukup banyak dibandingkan di partainya. "Tinggal sedikit kok, mungkin belasan saja (kader Golkar yang di ormas dan partai Nasdem). Ada beberapa yang masih abu-abu," kata Wakil Sekjen Partai Golkar, Nurul Arifin saat dihubungi Republika, Rabu (27/7).
Beberapa kader Golkar yang sudah berpindah haluan pun diantara Ferry Mursidan Baldan, Jeffry Geovani, dan Syamsul Ma'arif. Tak hanya partai Nasdem, beberapa kader Golkar pun masih berada dalam ormas Nasdem.
Menurutnya, untuk ormas sendiri, jumlahnya kemungkinan cukup banyak. Partainya pun sudah mempertegas bahwa kader Golkar tidak boleh berada di salah satu elemen tersebut.
"Ormasnya kan berafiliasi ke partai. Bohong kalau enggak. Makanya DPP mengeluarkan surat untuk para anggotanya untuk memilih antara Golkar atau Nasdem (ormas ataupun partai)," katanya.
Dari surat itu pula, sanksi pun bisa diberikan. Yakni diberhentikan dari Golkar karena yang bersangkutan telah melanggar kebijakan partai. Kebijakan itu adalah melarang anggotanya untuk masuk Nasdem. "Sanksinya dengan mencabut kartu keanggotaan partai Golkar," katanya.
Seperti diketahui, pada Selasa (26/7) kemarin, Nasdem mendeklarasikan diri sebagai partai politik. Partai ini diketuai oleh Patrice Rio Capela. Sedangkan Sekjennya yakni Ahmad Rofiq.
Dalam deklarasi itu beberapa tokoh politik dari partai lain turut hadir seperti Ahmad Mubarok dari Partai Demokrat, Akbar Tanjung dan Jusuf Kalla dari partai Golkar, dan Taufik Kiemas dari PDIP. Tetapi, Surya Paloh, sebagai salah satu pemberi dana pembentukkan partai Nasdem justru tak terlihat menghadiri.