Senin 25 Jul 2011 14:19 WIB

Usai Rakornas, Posisi Anas Belum Tentu Aman

Rep: Esthi Maharani / Red: Djibril Muhammad
Ketum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum menutup Rakornas Demokrat, Ahad sore.
Foto: Antara
Ketum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum menutup Rakornas Demokrat, Ahad sore.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pasca-Rakornas Partai Demokrat (PD) akhir pekan lalu, isu atas Ketua Umum, Anas Urbaningrum bukan berarti hilang. Direktur Indo Barometer, M Qodari memperkirakan setelah rakornas, Anas belum tentu selamat. "Ia hanya selamat untuk sementara. Masalah tidak akan selesai setelah rakornas," katanya saat dihubungi Rapublika, Senin (25/7).

Terlebih lagi rakornas lalu memang tidak berubah menjadi Kongres Luar Biasa (KLB). Menurutnya, memang sulit menyulap rakornas menjadi KLB karena memerlukan eskalasi gradual. "Eskalasi gardual itulah yang mungkin berlanjut," katanya mengingatkan.

Menurutnya, ada dua hal utama yang masih bisa menggoyang kepemimpinan Anas ke depan. Pertama, terkait mantan bendahara umum PD, Nazaruddin yang belum tertangkap. Selama Nazar masih bisa melempar bola panas dari tempat persembunyiannya, maka posisi Anas masih genting.

Kedua, pembersihan kader-kader bermasalah di internal PD. Menurutnya, komitmen pembersihan itu baru terlontar sekadar kebijakan intern partai di rakornas. Artinya, pelaksanaannya baru akan dilakukan setelahnya. "Pelaksanaannya setelah inilah yang berpotensi masalah dan seperti bom waktu," tuturnya.

Ia meyakini untuk melakukan pembersihan atau pemberhentian kader pasti akan menimbulkan persoalan. Contohnya, kriteria bagi PD untuk melakukan pembersihan atau pemecatan. Apakah saat seseorang sudah menjadi tersangka, terdakwa, atau parameter lainnya.

Kalaupun sudah diputuskan, Qodari pun memperkirakan 'orang yang dibersihkan' itu tak sendirian. "Orang yang bermasalah pasti tidak sendirian tapi ada kelompok. Bisa jadi nantinya ada pertentangan," bebernya.

Maka, lanjutnya, kursi Anas pun belum bisa di duduki dengan nyaman selama dua hal itu belum dilakukan. "Anas haru berhati-hati dan berani mengimplementasikan dua hal itu," katanya menandaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement