REPUBLIKA.CO.ID,JAYAPURA--Organisasi Perburuhan Internasional PBB (ILO) menyatakan sebanyak 115 juta anak dari jumlah 215 juta menjalani pekerjaan yang berbahaya sehingga sering menimbulkan kecelakaan kerja. "Dari beberapa hasil penelitian terkait dengan kecelakaan dan kematian di tempat kerja ditemukan bahwa anak-anak memiliki resiko yang lebih tinggi dibanding orang dewasa," kata koordinator program pendidikan ILO dan pelatihan ketrampilan Provinsi Papua C. Hirania Wiryasti di Jayapura, Jumat.
Untuk itu, ia minta praktek-praktek mempekerjakan anak di sektor yang membahayakan jiwa harus segera dihentikan. Menurut dia, meskipun periode 2004-2008 telah ada penurunan jumlah total anak usia 15-17 tahun yang berada di pekerjaan yang berbahaya. Namun telah terjadi peningkatan jumlah pekerja anak usia 15-17 tahun pada periode tahun 2004-2008, dimana dari angka 52 juta anak menjadi 62 juta anak.
Padahal di usia itu, seorang anak memiliki tugas untuk belajar bukan bekerja sesuai dengan peraturan pemerintah yang menyatakan bahwa terdapat kurikulum wajib belajar sembilan tahun. "Jika hal ini tidak segera diperbaiki maka tidak dapat dipungkiri bahwa akan terjadi penurunan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)," ucap Hirania.
Selain itu, ujarnya, saat ini cukup banyak jumlah anak-anak yang harus bekerja pada jam kerja yang panjang, sehingga mengakibatkan tingginya resiko cedera atau kecelakaan yang harus dialami oleh mereka. "Lebih dari 60 persen anak, terutama anak laki-laki berada pada pekerjaan berbahaya. Dimana pekerjaan itu umumnya ditemukan di sektor pertanian, perikanan, kehutanan, peternakan dan budidaya perairan," ujarnya.
Menanggapi hal itu, Hirania berharap peringatan Hari Dunia Menentang Pekerja Anak 2011 dapat meningkatkan dan memperkuat pemahaman masyarakat luas, khususnya tentang resiko keselamatan dan kesehatan kerja anak-anak yang berada pada pekerjaan yang berbahaya. "Peringatan Hari Dunia Menentang Pekerja Anak ini juga diharapkan dapat memperkuat komitmen pembuat kebijakan untuk mengambil tindakan tepat agar dapat mengatasi pekerja anak di pekerjaan yang berbahaya," katanya.