Jumat 22 Jul 2011 13:13 WIB

Sungai Bengawan Solo akan Dikonverservasi, Dana Rp 1 Miliar Sudah Disiapkan

Sungai Bengawan Solo
Sungai Bengawan Solo

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta menyediakan anggaran sekitar Rp1 miliar untuk melakukan konservasi bantaran Sungai Bengawan Solo di wilayah Kecamatan Jebres. Saat ini tengah proses lelang pekerjaan tersebut tengah berjalan.

Konservasi ini merupakan kelanjutan dari program relokasi bantaran Sungai Bengawan Solo. Setelah kawasan bantaran bersih dari hunian, lahannya difungsikan untuk tempat rekreasi sekaligus penghijauan kota, kata Kepala Badan Lingkungan Hidup Pemkot Surakarta, Adyaksa kepada wartawan di Solo, Jumat (22/7).

Program konservasi di bantaran tersebut diawali di wilayah Kelurahan Pucangsawit dan Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres. "Program di Pucangsawit tahap kedua sudah dilakukan tahun sebelumnya. Anggaran untuk ini Rp 260 juta. Sedangkan di wilayah Jebres tepatnya di Gulon dan Tempuran menelan dana Rp 723,3 juta," katanya.

Konservasi di bantaran Pucangsawit dilakukan setelah lahan seluas 3.000 meter persegi di wilayah tersebut bebas dari hunian. Hal serupa juga dilakukan di lahan seluas 6.300 meter persegi di Tempuran dan Gulon, Kecamatan Jebres.

Sebelumnya, warga di dua kawasan tersebut menempati bantaran sungai dan kerap menjadi langganan banjir Sungai bengawan Solo. Konservasi di bantaran Sungai Bengawan Solo ini bertujuan menjadikan kawasan yang sebelumnya kumuh dan padat hunian liar, menjadi kawasan yang aman dari banjir.

Sebagai gantinya, masyarakat bisa menikmati ruang publik untuk berolahraga dan tempat bermain anak.

Dua kawasan konservasi di bantaran Sungai Bengawan Solo ini merupakan langkah awal untuk mengamankan wilayah tersebut dari dampak buruk banjir. Adyaksa mengatakan, program serupa akan diterapkan di kawasan lain di sepanjang 5 km alur sungai tersebut di Kota Solo.

Wakil Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo, mengatakan bahwa untuk melakukan relokasi warga dibantaran sungai Bengawan Solo itu diakui belum bisa selesai seratus persen. "Ada bangunan yang berdiri diatas tanah negara bersertifikat dan ini memerlukan penyelesaian tersediri, agar dikemudian hari tidak menemui kendala".

Pemkot Surakarta sekarang ini juga tengah menyelesaikan persoalan tersebut dan diharapkan nantinya tidak menyisakan persoalan dan dalam melaksanakan pembangunan itu juga bisa berjalan lancar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement