Jumat 22 Jul 2011 12:55 WIB

Bantu Tekan Rabies, AS Alokasikan Rp4 Miliar

Anjing rabies, ilustrasi
Anjing rabies, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Pemerintah Amerika Serikat melalui USAID mengumumkan menyerahkan bantuan sebesar 500.000 dolar AS (Rp4,27 miliaran) kepada pemerintah Indonesia untuk membantu program vaksinasi anjing.

"Bantuan dari Pemerintah Amerika Serikat itu akan diberikan melalui Badan Pangan dan Pertanian PBB (FAO) untuk membantu pembebasan wilayah Bali dari rabies," kata Asisten Menteri Luar Negeri AS Bidang Laut, Lingkungan Hidup, dan Urusan Ilmiah Internasional, Dr Kerri-Ann Jones, di sela-sela kunjungannya di Bali, Jumat (22/7).

Kunjungan Jones itu untuk mengetahui secara langsung pelaksanaan vaksinasi anjing yang sedang berlangsung di Desa Gulingan, Kabupaten Badung.

Kunjungan itu untuk memastikan dan mengobservasi program bantuan USAID dalam penanggulangan penyakit anjing gila itu.

Selain melakukan kunjungan, Kerri-Ann Jones juga menyediakan waktu berdiskusi dengan masyarakat dan para petugas vaksinasi di wilayah tersebut. Dalam diskusi tersebut, ada permintaan dari petugas pelaksana vaksinasi supaya ditingkatkan pelatihan bagi petugas guna meningkatkan kemampuan.

Bali merupakan salah satu provinsi yang melarang pemasukan anjing atau mamalia berdarah panas dari luar wilayahnya. Di provinsi ini sudah menjadi kebiasaan memelihara anjing bukan ras untuk menjaga rumah; namun anjing-anjing itu dibiarkan berkeliaran bebas tanpa kandang dan sering mencari makan sendiri.

"Bentuk bantuan itu ada juga bentuk pelatihan, saya rasa pelatihan itu cukup penting," ujarnya menjelaskan.

Sebelumnya Kadis Peternakan Provinsi Bali, I Putu Sumantra, dana bantuan itu digunakan untuk mendukung pelaksanaan vaksinasi massal di wilayah tujuan wisata internasional itu.

"Dana tersebut akan mendukung usaha vaksinasi untuk mencegah penularan rabies pada anjing," katanya. Kasus rabies pada anjing yang menular kepada manusia di provinsi itu sering menjadi momok yang mematikan.

Dalam kunjungan itu, tidak hanya dari Pemerintah AS saja, namun dari FAO, USAID, FAO serta Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement