REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Mantan Ketua DPW Ormas Nasdem Jawa barat, Mayjen (Pur) Sudrajat, mengatakan, kepenguruskan ormas yang pernah dipimpinnya hampir seluruhnya mengundurkan diri. Langkah mundur dirinya dari ormas yang kini berafiliasi menjadi partai politik tersebut diikuti para pengurus lainnya.
"Hari ini Anda bisa melihat sendiri hampir seluruh pengurus di tingkat Jabar mengundurkan diri. Hampir 100 persen mundur," kata dia, saat menghadiri pengunduran diri sejumlah pengurus lainnya, Ahad (17/7).
Dikatakan Sudrajat, sikap para pengurus lainnya yang mengundurkan diri dari ormas besutan Surya Paloh tersebut tak bisa dihindari. Pasalnya, kata dia, sejak awal berdiri para pendiri ormas menjamin tak akan menjadi parpol.
Tapi pada kenyatannya, ormas tersebut berubah menjadi parpol dan didaftarkan ke Kementrian Hukum dan HAM beberapa pekan lalu. "Para Deklarator, pengurus, dewan pertimbangan, dewan pakar dan tim tujuh yang tengah berencana mendeklarasikan di kabupaten dan kota lainnya juga ikut mundur," ujar dia.
Pengunduran diri sejumlah pengurus dilakukan di sebuah hotel berbintang di Kota Bandung. Secara simbolis, para pengurus tersebut menyerahkan kartu anggota kepada Sekretaris DPW Nasdem Jabar, Agus Wardana. Ia yang sebelumnya bertahan di ormas yang telah berubah jadi parpol itu pun akhirnya resmi mengundurkan diri.
"Alasan saya sama seperti kawan-kawan yang lain kecewa terhadap perubahan Nasden dari ormas menjadi parpol," tutur dia.
Sejumlah pengurus lainnya yang mundur dari kepengurusan yaitu Wakil Ketua DPW Nasdem Jabar, Ade Sudrajat, Ketua Dewan Pertimbangan, Tjetje Hidayat Padmadinata, Ketua Dewan Pakar, Nana Ma'soem, hingga pengurus daerah seperti Uum Kasum, Adang Erawan (Kota Bandung), dan M Ibra Anwari (Kabupaten Bandung).
Saat ini di Jabar, sudah ada enam kabupaten dan dua kota yang mendeklarasikan Nasdem. Mereka juga berencana akan mengundurkan diri. Sebagaimana diketahui, Mayjen (Pur) Sudrajat mengundurkan diri dari Ketua DPW Ormas Nasdem Jabar, Jumat (8/7).
Keputusan tersebut diambil setelah adanya perubahan komitmen dari pengurus pusat Nasdem, yang kini menjelma menjadi partai politik. Ia mengatakan, alasan bergabung dengan Nasdem, karena ormas tersebut dianggap dapat menjadi wadah berkumpulnya berbagai elemen masyarakat untuk melakukan perubahan atau restorasi di Indonesia.
Sudrajat mengaku bergabung dengan Nasdem atas ajakan, Ketua Umum Nasdem, Surya Paloh. Saat itu, kata dia, Surya Paloh memberi jaminan bahwa ormas ini tidak akan menjadi partai politik. Namun dalam perjalannya ormas ini melanggar komitmennya setelah medaftar sebagai parpol.
"Keberadaan pengurus ormas di dalam sturuktur parpol, kesamaan nama dan lambang serta alamat sekretariat, mengindikasikan bahwa pendirian parpol merupakan atas izin Pengurus Pusat Nasdem. Dan itu dilakukan tanpa koordinasi dan komunikasi dengan pengurus wilayah, termasuk Jabar," tutur dia.
Di Jabar, sambung Sudrajat, Parpol Nasdem melakukan kegiatan tanpa koordinasi dengan pengurus Ormas Nasdem sehingga menghasilkan keresahan pada kader Ormas Nasdem. Melihat perkembangan yang telah menyimpang dari anggaran dasar dan tujuan awal organisasi, kata dia, DPW Jabar pun mencoba melakukan klarifikasi pada pengurus pusat namun sikap dan jawabannya tidak memuaskan. "Hingga akhirnya saya memutuskan mundur dan disusul pengurus yang lain," tutur dia.