REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Orang Indonesia yang pergi ke luar negeri (LN) untuk berobat tidak terlalu banyak. Tapi, di antara sebagian kecil yang sering berobat ke luar negeri itu, ungkap Wakil Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zainal Abidin, adalah para pejabat.
Ia mengatakan, jika orang kaya yang pergi ke LN tidak perlu dipermasalahkan karena mereka memiliki uang. ''Tapi, jika pejabat yang pergi ke LN, berarti mereka tidak percaya dengan sistem kesehatan yang mereka bangun sendiri,'' tutur dia.
Berdasarkan testimoni pada 2009 dari sejumlah pejabat, jelas Zainal, sangat sedikit yang mengaku berobat di dalam negeri. Sebagian besar pergi ke LN karena difasilitasi negara dan atas anjuran dokter yang ada di Indonesia. ''Seharusnya kepala negara perlu mensosialisasikan kepada pejabat negara untuk berobat di dalam negeri saja,'' tutur Zainal. Mereka berwisata sambil periksa kesehatan atau sebaliknya.
Banyak orang Indonesia berobat di luar negeri juga karena LN sudah membangun industri wisata kesehatan. ''Mungkin sistem itu bisa dijalankan di Indonesia,'' tambah Zain. Jika pembuat sistem saja tidak percaya dengan sistem yang dibuatnya, katanya, bagaimana masyarakat akan percaya.
Kualitas sistem pembiayaan pun dinilai Zainal harus diperbaiki juga. Menurutnya, seandainya setiap penduduk Indonesia sudah memiliki jaminan kesehatan, maka tentu terjadi keteraturan pelayanan kesehatan di tanah air. ''Pejabat pun juga demikian tidak semaunya ke luar negeri karena pasti negara tidak akan keluarkan biaya selama di Indonesia tersedia fasilitas dan SDM yang kompeten,'' kata Zainal.
Ia mengatakan jaminan sosial akan mendorong peningkatan mutu pelayanan kesehatan dan RS di Indonesia, dan meningkatkan efisiensi ekonomi kelurga dan negara.