REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Institut Pertanian Bogor (IPB) menilai masyarakat seharusnya puas dengan niat Kementerian Kesehatan mengumumkan hasil penelitian terbaru susu formula. Penelitian ini dilakukan selama enam bulan terakhir dan dinilai jauh lebih komprehensif ketimbang penelitian sebelumnya yang dilakukan IPB sepanjang 2003-2006.
Apalagi, penelitian IPB yang memancing kisruh hingga muncul tuntutan pengacara David Tobing tersebut bukan dilakukan dengan sampling. “Jadi penelitian 2003 itu, mohon dipahami, bukan sampling,” ujar Kepala Humas sekaligus Sekretaris Eksekutif IPB, Bonny PW Soekarno, saat dihubungi Republika, Kamis (7/7). Penelitian dilakukan IPB itu dimaksudkan untuk melakukan isolasi.
Sementara, penelitian yang dilakukan selama enam bulan terakhir ini, menurutnya, memang dibuat untuk menjawab kekhawatiran masyarakat. Selain isinya lebih komprehensif, penelitian yang akan diumumkan ini adalah hasil terkini.
Ia menafikan ada kalangan masyarakat yang merasa khawatir mengonsumsi susu formula di masa 2003-2006. “Buktinya darimana? Yang dikhawatirkan itu apa? Kalau memang mau khawatir ya jangan hanya sepanjang 2003-2006, tapi kebelakangnya juga,” ujar dia.
Sementara itu, proses hukum terkait tuntutan MA agar IPB mengeluarkan hasil penelitiannya terdahulu itu masih berlangsung. Ia mengatakan pihaknya sedang mengajukan Peninjauan Kembali (PK) kepada MA. “Urusan hukum, biar ke ranah hukum,” katanya.
Hal terpenting sekarang adalah menenangkan masyarakat telebih dahulu dengan memberikan hasil penelitian terbaru. Baik pihak IPB, BPOM maupun Kemenkes ingin memberikan jawaban terlebih dahulu kepada masyarakat agar meredam kekhawatiran.