REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Buku 'Cikeas Kian Menggurita' Atau 'Membongkar Gurita Cikeas' jilid II diharapkan dapat menjadi referensi atau bukti awal untuk membongkar tindak pidana korupsi yang ada di Indonesia. Hal itu terungkap dalam diskusi peluncuran buku 'Cikeas Kian Menggurita Jilid II' karya George Junus Aditjondro di Gedung Gakabforess Center, Yogyakarta, Kamis (7/7).
Menurut Wakil Direktur Pusat Kajian Anti Korupsi UGM Hifdzil Alim, buku karya George Aditjondro yang kedua ini sekarang semakin ilmiah karena ada kajian ilmiah sehingga bisa dikatakan sebagai ilmu pengetahuan, sumber informasi dan bukti awal yang dapat membantu untuk membongkar tindak pidana korupsi.
"Kami harapkan informasi yang ada di buku 'Gurita Cikeas ke-2' ini sudah cukup untuk KPK masuk ke kasus besar yang tidak bisa diselesaikan sampai saat ini seperti kasus Bank Century," ungkap Alim.
Hal senada juga dikemukakan Mantan Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi DIY GBPH Prabukusumo. Ia menilai bahwa buku sebagai kritik sosial terhadap seorang pemimpin. "Bahwa harusnya bangsa ini dibangun untuk tujuan yang baik dan jangan remehkan dari isi buku ini," tutur dia.
Di samping itu, dia menambahkan, buku ini juga bisa dijadikan referensi untuk penegakan hukum. Prabukusumo menilai George seorang yang luar biasa karena berani menyampaikan informasi yang diperolehnya ke publik.
Menurut George, inti dari seluruh buku yang berjudul 'Cikeas Kian Menggurita' dengan tebal 204 halaman ini adalah kepemimpinan Presiden SBY dan wakilnya Boediyono tidak sah dan ilegal. Pilpres 2009 untuk masa jabatan kepresidenan SBY yang kedua begitu sarat dengan pelanggaran terhadap UU Pemilu dan UU Parpol.
Di samping itu, buku ini juga berisi tentang keluarga besar SBY yang diam-diam membangun sindikasi dan terindikasi mengarah pada terbentuknya dinasti yang dikendalikan oleh orang-orang dekat SBY seperti skandal Bank Century, menjamurnya praktik rangkap jabatan, lolosnya pejabat publik partai politik yang korup dari jeratan hukum, keluarga SBY yang giat berbisnis hingga menghiraukan keseimbangan ekologi.
Menurut Direktur Galangpress Julius Felicianus, buku Cikeas Kian Menggurita ini dicetak sebanyak 7500 eksemplar untuk cetakan pertama. Namun toko buku besar tidak mau menerbitkannya, sehingga akan dijual secara online. Bahkan Galangpress juga menerima SMS berisi teror yang mengingatkan kepada Julius maupun George untuk berhati-hati.
Buku Gurita Cikeas yang pertama, kata Julius telah dibajak sebanyak 18 kali atau diperkirakan sekitar 180 ribu eksemplar yang dijual dengan harga Rp 20.000 - Rp 400 ribu per eksemplar.