REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN-- Penampilan Sendratari Roro Mendut yang menceritakan kisah cinta Rara Mendut dan Pranacitra seperti halnya kisah sedih Romeo dan Juliet, memukau masyarakat Jerman. Pementasan sendratari oleh kelompok tari Padnecwara digelar dalam rangkaian "Jakarta Berlin Art Festival" selama dua malam, 27-28 Juni 2011, menyentuh hati penonton yang sebagian besar masyarakat Jerman yang ada di Berlin.
Viviana Martinez Tosar, seniman Jerman usai menyaksikan sendratari yang ceritanya diambil dari Babad Tanah Jawi, di Admiralspalast, Berlin, Selasa (28/6) malam mengatakan ia terpukau atas tari itu. "Ceritanya sangat menyentu hatisaya," ujar Viviana Martinez.
"Saya sampai tidak bisa bergerak dan bernafas karena konsentrasi saya begitu penuh kepada jalan cerita yang ditampilkan dengan sangat apik oleh para pemain," sambung dia.
Koordinator pementasan, Retno Maruti, mengatakan sejak ia diminta untuk tampil dalam Jakarta Berlin Art Festival persiapan yang dilakukan selama tiga bulan. Retno sebelumnya pernah mementaskan Rara Mendut pada tahun 1979 dan tahun 1980-an.
Emansipasi Wanita
Kisah Rara Mendut tidak sekadar mengisahkan kisah cinta anak manusia tetapi juga kekuasaan dan kehidupan manusia serta emansipasi wanita dibawakan dengan apik oleh kelompok Padnecwara yang tampil dengan profesional dan menarik.
Mendut hanyalah seorang anak nelayan dari desa Teluk Cikal yang kebetulan hidup dalam kekuasaan Adipati Pragolo II, sang keris penguasa Kadipaten Pathi. Dan sebelum jatuh ke tangan Tumenggung Wiroguno, Mendut diculik oleh prajurit Adipati Pragolo II, saat sedang asyik-asyiknya membantu pamannya di pesisir pantai.
Mendut dibawa begitu saja karena kecantikannya. Keceriaan remajanya dirampas dan dipingit dalam Puri Kadipaten Pathi. Tapi sebelum keremajaannya dinodai Adipati Pragolo II, Kadipaten Pathi, keraton serta purinya habis dirangsek oleh Tumenggung Wiroguno, utusan Kerajaan Mataram.
Kadipaten Pathi memberontak terhadap kekuasaan besar Kerajaan Mataram, dengan mencoba memerdekakan diri dan enggan membayar upeti menghadap Istana Mataram di Karta. Pementasan Sandratari Rara Mendut, kembali ditampilkan ditempat yang sama di Theatre Admiralspalast, gedung pertunjukan megah yang berada di tengah Kota Berlin.