REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP), Hidayat Nur Wahid berencana untuk mengunjungi parlemen Arab Saudi untuk membicarakan masalah ketenagakerjaan. Sejumlah misi penting pun digantungkan pada kunjungan Hidayat pascaeksekusi TKI oleh Saudi, Ruyati binti Sutubi.
Wakil Sekjen PPP, Romahurmuzy pun ikut menitipkan hal yang harus dipenuhi oleh kepergian Hidayat mewakili DPR RI. "Sekecil apapun upaya untuk melobi harus dilakukan," ujar Romy saat dihubungi, Senin (27/6).
Romy berharap, dengan upaya lobi, Hidayat dapat menegaskan bahwa aspirasi mengenai masalah pemberitahuan hukuman mati bukan hanya berasal dari Pemerintah Indonesia, namun juga diinginkan parlemen Indonesia. Romy, sapaan akrabnya, pun berharap hasil kunjungan BKSAP membuat Saudi tidak lagi sewenang-wenang kepada Indobesia.
Selain itu, patut diingatkan kepada Pemerintah Saudi bahwa Indonesia pun melakukan hukuman mati bagi pelaku kejahatan serius, tak terkecuali bagi warga negara asing. Namun Indonesia memastikan bahwa negara asal terpidana mati akan diberitahukan sebelum eksekusi mati dilakukan.
"Harus disadari Pemerintah Saudi bahwa kita pengirim tenaga kerja terbesar ke negaranya, karena itu memiliki pengaruh besar dalam stabilitas politik internal mereka," tuturnya. Telebih lagi, mengingat kualifikasi tenaga kerja asal Indonesai sangat disukai rumah tangga Saudi.
Terakhir, lanjutnya, Hidayat harus mengingatkan bahwa hubungan kedua negara, Indonesia dan Arab Saudi sudah berlangsung lama. "Bukan sekadar sesama negara muslim, tetapi hubungan kenegaraan yang sudah terbina lama," katanya menandaskan.