Rabu 08 Jun 2011 08:51 WIB

Prinsip dan Sistem Pondok Modern Gontor Dibahas di Rusia

Red: cr01
Salah satu sudut kampus Pondok Modern Gontor, Ponorogo, Jawa Timur.
Foto: ikpmsidoarjo.blogspot.com
Salah satu sudut kampus Pondok Modern Gontor, Ponorogo, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – KH Syukri Zarkasyi, pimpinan Pondok Modern Gontor, mengatakan ada tiga prinsip yang dijalani di pesantren yang ia pimpin. Ketiga hal tersebut adalah pendidikan keagamaan (ketuhanan), kemanusiaan dan kebangsaan.

Hal ini dikatakan KH Syukri dalam dialog bertajuk "Building Harmony in Diversity" yang diselenggarakan di Rusia. "Pertautan antara ketiganya tidak bisa dipisahkan jika kita menginginkan keberhasilan pembangunan mental yang mampu menjaga kerukunan kehidupan berbangsa dan bernegara," paparnya.

Syukri mengatakan, walau berbagai teori sosiologi mengemuka, namun unsur pendidikan merupakan hal yang mutlak dan tidak bisa dinafikan. Pendidikan inilah bagian penting yang akan membangun kepribadian manusia muda sebelum mereka benar-benar terjun dalam kehidupan bermasyarakat.

Menurut Syukri, setiap manusia terlahir di Indonesia dipastikan memililik agama, menjadi seorang manusia dan sekaligus menjadi bagian dari sebuah bangsa. "Gontor sebagai lembaga pesantren dipastikan mengajarkan agama secara intens, menerapkan sistem pendidikan berbasis asrama agar santri bisa bermasyarakat, serta menanamkan nilai-nilai kemanusiaan dalam arti yang luas," jelasnya.

Apabila tiga hal tersebut ditangani secara serius, maka setiap individu akan memiliki potensi iman yang baik, mengerti pluralisme kehidupan serta mampu bergaul di masyarakat dengan mengedepankan prinsip keharmonisan. "Nilai yang diajarkan di Gontor tersebut juga berlaku secara universal," ujarnya.

Sementara itu, Dubes RI di Moskow Hamid Awaludin mengatakan, selain masalah pendidikan, berbagai isu lain juga dibahas dalam dialog tersebut seperti soal kekerasan terhadap kemanusiaan, menjaga pluralisme di tengah maraknya kebebasan dan peran pers dalam alam demokrasi.

Selain agamawan, kalangan akademisi juga ikut menjadi pembicara dalam dialog tersebut. Isu yang dibahas merupakan hal yang relevan bagi Indonesia maupun Rusia. Menurut penanggung jawab dialog, M Aji Surya, kegiatan ini merupakan yang kedua kalinya setelah yang pertama dilaksanakan pada 2009 di Moskow. Dialog yang digelar KBRI Moskow itu didukung Kemenag, Kemlu dan berbagai pihak di Rusia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement