Senin 06 Jun 2011 16:23 WIB

Rumah Bung Karno Akan Dibeli Pemkot Surabaya

Mantan presiden Soekarno
Foto: Life
Mantan presiden Soekarno

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya siap membeli rumah kelahiran Presiden Pertama RI, Soekarno atau Bung Karno di Jalan Pandean IV/40 Surabaya.

Menurut Wali kota Surabaya Tri Rismaharini, pihaknya sudah menemui keluarga pemilik rumah, Choiri, agar bersedia menjualnya dan akan dijadikan museum atau tempat cagar budaya.

"Saya sudah memberikan tugas kepada Dinas Pariwisata Kota Surabaya untuk negoisasi harga dengan pemilik rumah. Nantinya rumah kelahiran Bung Karno akan dijadikan museum dan untuk kawasan sejarah," ujar Tri Rismaharini ketika ditemui di sela pemasangan prasasti dan peresmian rumah kelahiran Bung Karno, Senin.

Namun, orang nomor satu di Surabaya, Jatim, tersebut enggan menyebutkan anggaran yang dikeluarkan untuk membeli rumah berukuran 6x14 meter yang bangunannya masih asli peninggalan Belanda tersebut.

"Harga masih negoisasi. Saya sudah minta ke Bu Wiwik (Kepala Dinas Pariwisata,red) untuk mengalokasikan dana dari Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) Kota Surabaya. Lebih bagus lagi kalau masih ada barang-barang aslinya, agar bisa menceritakan ke anak-anak bahwa di Surabaya Bapak Proklamator dilahirkan," tutur Risma.

Choiri, selaku pemilik rumah mengatakan, secara prinsip pihaknya tidak mempermasalahkan dan siap menjual rumahnya ke Pemkot Surabaya. Terkait harga, ia mengaku masih melakukan negoisasi untuk menentukan harga yang tepat.

"Tapi itu terserah keluarga. Secara prinsip kami siap pindah demi kepentingan negara," ujar suami Siti Djamilah tersebut.

Rumah itu ditempati sejak tahun 1990. Saat itu, orangtua Siti Djamilah membeli dari seseorang. Kemudian pada 1998, Djamilah menikah dengan Choiri. Selain itu, mereka tinggal bersama dua kakaknya.

Sementara itu, Direktur Utama Surabaya Herritage, Freddy H Istanto mengatakan, jika nantinya rumah kelahiran Soekarno dijadikan museum, maka yang harus diperhatikan adalah sistem pengelolaannya.

"Jangan hanya fisiknya saja yang dibanggakan, tapi pengelolaannya yang terpenting. Pengelola juga harus memikirkan bagaimana caranya menjadi bagian dari implementasi ajaran Bung Karno agar generasi mengerti bahwa Bung Karno lahir di Surabaya," jelas Freddy.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement