REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Usai memberikan pidato kenegaraannya, Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri tak terlihat menyalami Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Hal ini berbeda dengan pidato kenegaraan sebelumnya oleh Presiden ke-3 RI, BJ Habibie.
Saat Habibie usai menyampaikan pidatonya, ia dihampiri ketua MPR, Taufik Kiemas lalu disusul SBY. Tetapi pemandangan itu tak terjadi usai Megawati turun dari mimbar didampingi Sekjen PDIP, Tjahjo Kumolo. Ia hanya disambut ketua MPR, Taufik Kiemas dan langsung kembali ke tempat duduknya.
Dalam pidatonya, Megawati banyak memaparkan sejarah munculnya Pancasila dan peran Bung Karno di dalamnya.
"Di tengah kegamangan melihat masa depan, Pancasila hadir kembali dan semoga jadi pelita," katanya.
Menurutnya, berbicara Pancasila tak akan lepas dari Bung Karno. Beliau adalah sosok pejuang, pemimpinN dan perumus Pancasila. Dari masa ke masa substansi Pancasila yang dirumuskan tdak berubah.
Dalam peringatan Kesaktian Pancasila pada 1 Juni di Gedung MPR, dihadiri sejumlah pejabat negara. Diantaranya, Persiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono; Wakil Presiden, Boediono. Hadir pula Megawati, BJ Habibie, Trisutrisno, Hamzah Haz, Jusuf Kalla, Taufik Kiemas, dan para menteri kabinet Indonesia Bersatu II.