Rabu 01 Jun 2011 09:57 WIB

Tangkap Terduga Teroris, Polisi Diminta Kedepankan HAM

REPUBLIKA.CO.ID, POSO-- Pimpinan Pondok Pesantren Amanah Poso, Sulawesi Tengah, Haji Muh Adnan Arsal mengatakan, polisi seharusnya menempuh cara-cara manusiawi dan mengedepankan asas praduga tak bersalah dalam menangani kasus-kasus terorisme.

Adnan Arsal di Poso, Rabu mengatakan, cara-cara yang tidak manusiawi hanya akan melahirkan antipati terhadap polisi. "Mereka sudah diperlakukan di luar prikemanusiaan. Diborgol tangannya. Kakinya dirantai. Apakah memang begitu undang-undang terorisme. Ini bisa memunculkan antipati sehingga masyarakat mencari jalan keluarnya sendiri," kata Adnan.

Dia mengatakan, pelaku terorisme semakin ditekan dan diperlakukan secara tidak manusiawi justru tidak membuat kelompok ini kapok. Bahkan sebaliknya makin ditekan makin melawan. "Polisi jadi sasaran itu tidak saja di Indonesia, tetapi juga di beberapa negara Timur Tengah karena penyelesaiannya tidak manusiawi lagi," kata tokoh Muslim di Poso ini.

Adnan mengatakan begitupun dengan tersangka pelaku penembakan terhadap tiga polisi di depan kantor Cabang BCA Palu sepekan lalu, dirinya tidak yakin jika dalam pemeriksaan tersangka tidak diintimidasi. "Apakah betul pemeriksaan para tersangka tidak diintimidasi atau mereka dipaksa bicara," katanya.

Menurut Adnan, terjadinya perlawanan terhadap polisi selama ini adalah reaksi dari ketidakadilan dalam penegakan hukum baik di Poso pascaresolusi perdamaian di Malino pada 2001 maupun penegakan hukum terhadap tokoh-tokoh muslim yang dituding terlibat jaringan teroris di Indonesia.

Sebagai solusinya, kata Adnan, perlu ada dialog antarulama di Indonesia. Bukan sebaliknya justru ada yang memvonis kelompok tertentu sebagai kelompok yang sesat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement