REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Akibat kebakaran pada tiga tangki di kilang minyak Pertamina RU IV Cilacap, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu, PT Pertamina (Persero) ditaksir mengalami kerugian sebesar 30 juta dolar AS atau setara Rp 270 miliar.
"Kerugian Cilacap ditaksir mencapai 30 juta dolar AS. Tapi rinciannya belum, masih taksiran asuransi. Diharapkan (kerugian) diganti oleh asuransi," kata Direktur SDM Pertamina, Rukmi Hadihartini di Jakarta, Senin (23/5) malam.
Sebagaimana diketahui, tiga tangki Pertamina di Kilang Cilacap mulai meledak pada Sabtu (2/4) pukul 04.25 WIB hingga Ahad (3/4) pukul 01.00 WIB. Kilang Cilacap dengan total kapasitas produksi 348 ribu barel BBM per hari itu merupakan kompleks pengolahan terbesar di Indonesia. Fasilitas penyulingan tersebut terdiri dari dua kompleks yang masing-masing berkapasitas 118 ribu barel per hari dan 230 ribu barel per hari.
Setelah berjuang keras melawan kobaran api akhirnya Kilang Cilacap beroperasi kembali pada Ahad (10/4) lalu. Kilang yang sempat berhenti beroperasi itu pun kembali normal seperti semula.
Rukmi mengatakan, akibat insiden kebakaran di tiga tangki Cilacap, Pertamina terpaksa mencopot empat orang manajernya. "Kami melepas jabatan empat manajer yang bertanggung jawab," ujarnya. Keempat manajer tersebut adalah Manajer Kilang, Manajer Produksi, Manajer Pemeliharaan, dan Manajer Engineering.
Namun keempat manajer tersebut tidak serta merta dipecat oleh perusahaan migas pelat merah ini. Vice President Corporate Communication Pertamina, Mochamad Harun mengatakan mereka selanjutnya akan dibina oleh Pertamina. "Jadi yang bertanggung jawab dilepas jabatannya dan nanti dibina," kata Harun.
Harun menambahkan, insiden kebakaran yang terjadi pada tiga tangki di Kilang Cilacap beberapa waktu lalu itu karena adanya kesalahan teknis alias technical error.
Sebelumnya, Menteri BUMN Mustafa Abubakar, menegaskan pihaknya bersama Pertamina akan melakukan evaluasi terhadap ketiga tanki tersebut. Tidak terkecuali penyebab kebakaran. "Kasus seperti ini kita evaluasi. Apakah batas usia (tanki) teknisnya masih oke. Sekarang ini kita fokuskan untuk pemadaman kebakaran terlebih dahulu, setelah itu baru memikirkan analisa agar tidak terulang lagi," kata Mustafa.