Jumat 20 May 2011 16:24 WIB
Nazaruddin

Walah...Bendahara Demokrat, Nazaruddin Pernah Ancam Obrak-Abrik MK

M Nazaruddin
Foto: Republika/Tahta Aidilla
M Nazaruddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Bendahara Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, pernah mengancam untuk mengobrak-abrik Mahkamah Konstitusi (MK) ketika Sekretaris Jenderal MK, Janedri M Gaffar, menolak pemberian uang darinya.

Menurut Ketua MK Mahfud MD usai bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Jumat (20/5), Janedri tetap mengembalikan uang tersebut meski ada ancaman itu. "Setelah saya dengar itu, biar MK diobrak-abrik, saya bilang kembalikan uang itu. Saya pengen tahu diobrak-abrik seperti apa," ujar Mahfud.

Mahfud membenarkan pemberian uang dari Nazaruddin kepada Janedri pada 2010 di suatu tempat di luar Gedung MK. Menurut dia, Nazaruddin yang memanggil Janedri untuk mendatanginya di suatu tempat.

Mahfud menjelaskan Janedri memenuhi permintaan Nazaruddin karena bendahara demokrat itu adalah anggota Komisi III DPR yang sering berhubungan dengan Janedri sebagai rekan kerja di DPR. "Mungkin pikirannya, ini ada apa anggota Komisi III ingin bertemu," ujar Mahfud.

Setelah pertemuan, Nazaruddin kemudian meninggalkan dua amplop sebelum pergi meski Janedri menolak untuk menerimanya. Besoknya, Janedri dua kali menelepon Nazaruddin untuk mengembalikan amplop tersebut namun tetap ditolak sehingga akhirnya melapor kepada pimpinan MK.

"Lalu saya katakan biar tidak berbahaya dan tidak menjadi fitnah, antar ke rumah, serahkan pada siapa pun yang identitasnya dikenal," ujarnya.

Dua amplop tersebut kemudian dikembalikan ke rumah Nazaruddin di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan, dan pada saat itu baru dibuka untuk dibuatkan tanda terima, dan baru diketahui bahwa masing-masing berisi 60 ribu dolar AS.

Setelah itu, Nazaruddin menelpon Janedri untuk menanyakan alasan pengembalian uang tersebut dan menyebut uang tersebut sebagai uang persahabatan.

Kronologi tersebut disampaikan oleh Mahfud dalam bentuk surat kepada Presiden Yudhoyono selaku Ketua Dewan Pembina Demokrat pada pekan lalu.

Usai pertemuan di Kantor Kepresidenan sekitar 30 menit, Presiden Yudhoyono dan Mahfud kemudian menggelar konferensi pers bersama. Namun, Janedri yang mendampingi Mahfud sama sekali tidak mau memberikan pernyataan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement