JAKARTA - Meski kawasan kota tua boleh dibilang telah menjadi magnet pariwisata kawasan Jakarta, namun tak bisa dipungkiri, jumlah pengunjung yang datang ke museum masih jauh dari signifikan.
Hasil riset yang digagas komunitas jelajah menyatakan hanya 3 persen dari pelancong kawasan kota tua yang mengunjungi tujuh museum yang berada di kawasan kota tua, beberapa di antaranya Museum Sejarah Jakarta, Museum Wayang, Museum Bahari, Museum Seni Rupa dan Keramik, Museum Bank Indonesia dan Museum BNI.
"Dari hasil survei, kecilnya angka prosentase dari pengunjung museum disebabkan aktivitas promosi yang kurang, kegiatan kurang dan sumber daya manusia yang kurang," papar L Sulistyo Basuki, Pengajar Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia kepada republika.co.id, Rabu (18/5).
Pak Lis, demikian sapaan akrabnya, mengatakan kebanyakan pengunjung bukanlah masyarakat umum yang sengaja menyempatkan diri untuk datang ke museum melainkan para pelajar yang diwajibkan untuk mendatangi museum. Karena itu, kata Pak Lis, tak heran, kalau dari sekian banyak museum yang ada di Jakarta, pengunjungnya didominasi para pelajar.
"Populasi pengunjung museum sangat terbatas, berbeda dengan pengunjung museum di Barat yang menjadi wahana museum sebagai tempat untuk mengenal identitas sebagai suatu bangsa," kata dia.
Ke depan, menurut Pak Lis, perlu sekali untuk memperhatikan pengunjung agar tidak sebatas berfoto-foto disekitar kawasan kota tua. Salah satunya, melalui program inovatif yang harus banyak digeliatkan para pengelola museum.
"Menggandeng komunitas juga penting. Sebab merekalah yang tahu betul bagaimana perkembangan informasi tentang sejarah. Belum lagi, mereka punya banyak inovasi yang bisa dimanfaatkan. Sejauh ini apa yang mereka gelar tentu menarik perhatian masyarakat untuk mengikuti," pungkasnya.