REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA- Para tersangka aksi teror bom Cirebon menamakan dirinya sebagai kelompok Tauhid wal Jihad. Sigit Qurdowi, yang tewas akibat baku tembak dengan Densus 88 di Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (14/5) pagi, merupakan pimpinan kelompok ini.
"Sigit merupakan pemimpin dari kelompok bom Cirebon yang menamakan dirinya Tauhid wal Jihad," kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Anton Bachrul Alam dalam jumpa pers di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta, Sabtu (14/5).
Anton memaparkan kelompok Tauhid wal Jihad terdiri dari lima orang yang kini sudah dinyatakan sebagai tersangka dalam kasus bom Cirebon yaitu Achmad Basuki bin Abdul Ghafur (adik pelaku bom bunuh diri Cirebon, M Syarif), Arief Budiman alias Dede, Andri Siswanto alias Hasyim, Musolla dan Ishak Andriana. Sigit merupakan pemimpin sekaligus pelatih kelima orang tersangka dalam kelompok Tauhid wal Jihad dalam merakit bom.
Dari keterangan lima tersangka anggota Tauhid wal Jihad ini, polisi kemudian dapat menangkap empat orang tersangka di Surakarta, Jawa Tengah, pada Kamis (12/5) lalu yaitu Edi Tri Wiyanto alias Edi Jablai, Hari Budiarto alias Nobiya, Ari Budi Santoso serta Arifin Nurharyono.
"Kemudian keterangan para tersangka mengarah kepada Sigit Qurdowi, namun tewas saat penangkapan karena Sigit melakukan penembakan yang membabi buta," imbuhnya.
Selain menjadi pemimpin dan menjadi pelatih dalam merakit bom, Sigit juga merupakan pelaku aksi bom di gereja di Klaten dan Mapolsek di Pasar Kliwon, Klaten, Jawa Tengah serta bom di Cirebon. Sigit, bersama pengawalnya, Hendro, tewas di tempat penangkapan dan kini sedang dilakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).