REPUBLIKA.CO.ID,SUKOHARJO--Aparat kepolisian membekuk seorang yang terduga teroris di rumah kontrakan Gang Anggrek I No 17 Ngrongah RT 2 RW 10 Sanggrahan, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu dinihari. Petugas yang diduga anggota Detasemen Khusus 88 Polri melakukan penggerebekan di rumah kontrakan milik Agus tersebut, sekitar pukul 03.00 WIB pagi. Aparat juga berhasil mengamankan sejumlah barang bukti yang disimpan rumah kontrakan itu.
Polisi dalam penggeledahan di rumah kontrakan tersebut berhasil menemukan enam pucuk senjata angin larang panjang, buku-buku bacaan tentang Islam, potongan besi, dan baju rompi. Berdasarkan informasi di lokasi kejadian, rumah kontrakan tersebut dihuni oleh Endro Yunanto bersama istrinya dan dua anaknya. Dia setiap harinya bekerja penjual es gabus dan istrinya berjualan makanan kecil.
Menurut Prapti (66) tetangga orang yang terduga teroris tersebut mengatakan, keluarga yang menempati rumah Nomor 17 itu, hanya kontrak dan mereka baru tinggal tiga bulan ini. "Yang laki bekerja penjual es gabus dan istrinya membungkus makanan kecil untuk dijual ke pasar. Keluarga itu memang orang tertutup, warga banyak yang tidak mengenalnya," katanya.
Menurut dia, polisi mendatangi rumah kontrakan tersebut sekitar pukul 03.00 WIB dan yang laki dibawa oleh polisi, sedangkan istri dan dua anaknya masih di dalam rumah," katanya. Sejumlah anggota polisi kemudian melakukan pengamanan di lokasi kejadian dengan mamasang batas garis polisi, sehingga warga tidak bisa mendekat ke rumah kontrakan itu. "Penghuni rumah kontrakan No.17 Gang Anggrek I Sanggrahan itu, aslinya warga Dukuh Cemani RT 8 RW 15 Grogol Sukoharjo," kata Nita warga setempat.
Sementara apara kepolisian sebelumnya berhasil menembak dua orang terduga teroris di pertigaan Jalan Palagan Tentara Pelajar Kampung Dukuh, Desa Sanggrahan, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu dini hari. Aparat kepolisian yang diduga anggota Detaseman Khusus 88 Polri dalam baku tembak dengan terduga terorisi berhasil melumpuhkan dua orang di lokasi tersebut. Penangkapan di dua lokasi berbeda di Sukoharjo tersebut hingga saat ini belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian.