REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Marsudi Syuhud menilai Menteri Agama Suryadharma Ali bersikap gegabah dengan terburu-buru menyimpulkan tidak ada kaitan antara Pesantren Al Zaytun dengan gerakan Negara Islam Indonesia (NII). "Seharusnya dilakukan 'tabayyun' atau dalam bahasa sekarang penelitian yang mendalam sebelum diambil kesimpulan," kata Marsudi di Jakarta, Jumat.
Menurut Marsudi, tak cukup datang selama satu jam atau sehari saja, apalagi dalam kunjungan resmi, kemudian langsung berkesimpulan pesantren pimpinan AS Panji Gumilang itu tak ada kaitan dengan NII. Dikatakannya, fakta tentang adanya pengakuan dari alumni Al Zaytun yang menyatakan adanya penyimpangan ajaran dalam pesantren tersebut dapat menjadi salah satu bahan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
Apalagi banyak pengamat dan lembaga lain yang telah melakukan penelitian terhadap Al Zaytun dan menyimpulkan adanya keterkaitannya dengan NII. "Jika penelitian dilakukan secara komprehensif, nanti bisa disimpulkan ada atau tidak keterkaitan dengan NII. Kalau tidak, Al Zaytun berhak mendapat nama baik, tetapi kalau memang benar terkait, harus ada tindakan," katanya.
Marsudi berharap agar isu keterkaitan antara NII dan Al Zaytun tidak dijadikan komoditas politik untuk meraih popularitas dari partai politik mengingat adanya pengikut dan jaringan NII yang bisa menjadi kantong suara.
Menurutnya, sikap seperti itu tidak menunjukkan kenegarawanan. "Jangan main-main popularitas dan didekati untuk kepentingan pragmatis pada kelompok yang disinyalir menentang NKRI. Mereka tak boleh diberi kesempatan," katanya.
Ditegaskannya, NII merupakan kelompok yang sudah ada sejak dahulu yang berusaha mendirikan negara sendiri dan secara ideologis bara apinya masih ada dan akan terus berusaha muncul jika diberi kesempatan. "Banyaknya politisi dan pejabat yang datang ke Al Zaytun menunjukkan adanya kepentingan politik yang ingin diraih dan dipelihara dari jaringan yang dimiliki oleh pesantren tersebut," katanya.
Sebelumnya, dalam kunjungan ke Pesantren Al Zaitun, Rabu (11/5) Menag menyatakan tidak melihat tanda-tanda pesantren yang berlokasi di Indramayu, Jawa Barat itu terkait NII. "Saya tak melihat ada tanda-tanda Al Zaytun terkait NII," kata Suryadharma.