REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Perhubungan Freddy Numberi meminta semua pihak untuk menunggu hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sebelum menilai layak tidaknya pesawat Merpati MA 60 yang jatuh di perairan Kaimana, Papua Barat, Sabtu siang (7/5).
"Menurut saya kita tunggu saja hasil investigasinya, mengapa, kemudian baru kita bisa membuat justifikasi. Kalau terlalu cepat, justifikasi prematurlah, karena pesawat itu beroperasi di mana-mana. Pesawat yang sama ya. Kalau saya melihat cuaca jelek mungkin juga berpengaruh, hasil dari KNKT nanti kan kita lihat, juga dari hasil voice recorder-nya, maupun data recorder-nya seperti apa. Dari situ kita baru bisa berkesimpulan secara menyeluruh," kata Freddy.
Ia menjelaskan kontrak pengadaan pesawat tersebut sudah dilakukan sejak 2005. "Itu (kontrak-red) juga dievaluasi beberapa kali kemudian ada badan kelayakan yang menentukan layak tidaknya pesawat dioperasikan, dan tentu melihat pengalaman negara lain. Jadi saya pikir kita tunggu saja, kalau terlalu cepat pernyataan mungkin kurang tepat, biarlah hasil investigasi itu bisa mengungkapkan sebab dari kecelakaan itu," ujarnya.
Freddy menampik adanya spekulasi bahwa pengadaan pesawat MA-60 sempat bermasalah dan mendapat tentangan dari sejumlah pihak. Ia meminta agar kepastian hasil investigasi didapat baru kelayakan pesawat dapat dinilai.
Dari 15 pesawat yang berdasarkan kontrak akan digunakan,saat ini menurut Freddy sudah 13 pesawat beroperasi dan menunggu dua pesawat lainnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Menteri BUMN Mustafa Abubakar yang meminta semua pihak untuk menunggu hasil investigasi KNKT sebelum menilai kelayakan pesawat.
"Tentu kita tunggu penelit dari KNKT, tentu kita harus prosedural. Kalau ada musibah seperti itu tentu ada prosedurnya, kita menunggu dula hasil KNKT, kita mendorong supaya KNKT bisa secepatnya mengeluarkan hasil supaya kita bisa menyikapi lebih lanjut dari pasca musibah ini," katanya.
Mustafa mengatakan sudah melakukan komunikasi dengan pihak Merpati agar musibah serupa tidak terulang lagi.
"Oya tentu saja, manajemen di dalam, secara korporasi kami kementerian BUMN, komisaris, tentu saja hari ini pun kami rapat. Dari kemarin pun saya sudah desak terus mereka utk terus memantapkan diri di dalam, memperbaiki segala lini utk menghindari tidak terjadi musibah seperti itu," katanya.
Ia menambahkan,"nah hari ini saya sudah panggil, sebentar lagi rapat di kantor baik direksi maupun komisaris utk memberikan arahan supaya mempelajarai secara internal apa yang bisa kita perbaiki untuk mencegah jangan sampai terulang kejadian itu."
Pada Sabtu (7/5), pesawat Merpati MA 60 yang terbang dari Sorong menuju Kaimana, Papua Barat, jatuh sekitar 400 meter menjelang Bandara Kaimana. Pesawat itu jatuh dari ketinggian 15.000 kaki dan tenggelam ke laut. Pesawat tersebut membawa 27 penumpang termasuk awak pesawat.
Ikuti Whatsapp Channel Republika