REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG - Menteri Agama, Suryadharma Ali, menepis tudingan tentang adanya penyimpangan ajaran Islam yang dialamatkan ke Pondok Pesantren Al-Zaytun, Indramayu, Jawa Barat.
Menurutnya, kurikulum yang diajarkan di pondok pesantren itu tidak menyimpang dari ajaran Islam. “Pondok pesantren itu sudah sangat baik, jangan sampai ada keraguan masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di ponpes itu,” kata Suryadharma Ali, usai meluncurkan Gerakan Maghrib (Gemmar) Mengaji dan Pembukaan Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) ke VIII tingkat Provinsi Banten, di Tangerang Selatan, Ahad (8/5) malam.
Menurut SDA, demikian dia biasa disapa, Kementerian Agama sangat berhati-hati dalam menyikapi isu tentang adanya keterkaitan Al-Zaytun dengan pemikiran maupun gerakan Negara Islam Indonesia (NII). Kerena itu, dalam waktu dekat, SDA akan datang ke Al-Zaytun untuk mengetahui lebih dekat, seperti apa sesungguhnya aktivitas di sana.
Bahkan dia akan berdialog langsung dengan Pimpinan Pondok Pesantren Al-Zaytun, Panji Gumilang. Karena dugaan adanya keterkaitan pimpinan Al-Zaytun dengan NII saat ini belum tentu benar. “Banyak kemungkinan. Misalnya saja, ada keterkaitan dengan pimpinan dengan masa lalu, tapi sekarang sudah tidak lagi,” kata SDA.
Meskipun secara pribadi pimpinan Al-Zaytun ada yang terlibat NII, belum tentu secara kelembagaan dipergunakan untuk aktivitas NII. “Jadi memang harus hati-hati menyikapi Ponpes Al-Zaytun. Saya akan ajak wartawan untuk berdialog lebih tajam dengan Panji Gumilang,” tandas SDA.