REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kematian pemimpin Al-Qaeda Usamah bin Ladin dinilai tidak akan mempengaruhi terhadap tingkat keamanan dalam negeri menjelang pelaksaaan KTT ke-18 ASEAN di Jakarta, pada 4-8 Mei mendatang. Demikian disampaikan Juru Bicara Kementerian Koordinator Polhukam, Sagom Tamboen di Jakarta, Selasa (3/5).
Ia mengatakan, aparat telah mengantisipasi berbagai kemungkinan pascatewasnya Bin Laden di Pakistan. "Kami tidak menutup kemungkinan gerakan radikal di Tanah Air dengan menggunakan simbol-simbol sosial seperti agama, tengah terjadi. Namun, kematian Bin Laden tidak langsung memicu peningkatan aksi-aksi radikal di Indonesia," katanya.
Justru, lanjut Sagom, kematian pemimpin jaringan teroris Al Qaeda itu, akan membuat para penganut radikalisme berpikir ulang untuk melancarkan aksinya. "Sehebat apapun kekuatan yang dimiliki pada akhirnya akan dapat dilumpuhkan jika sudah berhadapan dengan pemerintahan yang resmi dan memiliki legalitas untuk melancarkan penegakan kedaulatan negara," tuturnya.
Apalagi, aparat Kepolisian RI sudah berhasil melumpuhkan sejumlah sel-sel teroris yang ada pasca kematian gembong teroris Noordin M Top, Dr Azahari, Umar Patek dan lainnya. "Kita sudah memiliki prestasi bagus untuk melawan terorisme dan gerakan radikalisme. Jadi, kematian Bin Laden diharapkan tidak berpengaruh terhadap pelaksanaan KTT ASEAN 2011," kata Sagom menegaskan.
Aparat baik TNI dan Polri senantiasa menjaga kesiapsiagaannya untuk mengatasi beragam ancaman termasuk ancaman radikalisme. "Dan kini aparat sudah otomatis meningkatkan kesiapsiagaannya untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan pasca kematian Bin Laden, sehingga pelaksanaan KTT ke-18 ASEAN dapat dilangsungkan dengan aman," katanya.
Sagom mengingatkan, kesiapsiagaan aparat juga perlu didukung partisipasi masyarakat dan seluruh komponen bangsa lainnya agar penyelenggaraan KTT ASEAN 2011 benar-benar berjalan aman dan lancar. "Masyarakat dan seluruh komponen bangsa harus ikut menciptakan dan menjaga situasi keamanan yang kondusif, karena bagaimana pun keberhasilan penyelenggaraan KTT ASEAN 2011 adalah tanggung jawab bersama," katanya.
Untuk mengamankan pelaksanaan KTT ke-18 ASEAN aparat TNI dan Polri mengerahkan ribuan personelnya sesuai dengan peran dan fungsinya. Khusus untuk Komando Operasi Pengamanan KTT ke-18 ASEAN TNI terdiri atas Satuan Tugas Pengamanan VVIP, Satuan Tugas Pengamanan Wilayah, Satuan Tugas Pengamanan Wilayah Laut, Satuan Tugas Pengamanan Wilayah Udara, Satuan Tugas Pengamanan Operasi Udara, Satuan Tugas Khusus Antiteror, Satgas Intel, Puspen TNI , Komlek TNI dan unsur Polri.
Polri sendiri mengerahkan sekitar 4.500 personelnya dalam pengamanan KTT ASEAN 2011. "Target pengamanannya tentu meliputi para kepala negara dan pemerintahan 10 negara ASEAN, para delegasi, panitia penyelenggara, kelompok tertentu, dan masyarakat umum," katanya.
Tak hanya itu, fokus pengamanan juga akan dilakukan terhadap penginapan para kepala negara/pemerintahan dan delegasi 10 negara ASEAN, kendaraan VVIP/VIP, fasilitas KTT ASEAN dan barang-barang delegasi. Fokus pengamanan juga dilakukan di Istana Merdeka dan Negara, Gedung Sekretariat ASEAN, Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Balai Sidang, Hotel, Spouse Program rute jalan yang akan dilewati, areal parkir dan kawasan ASEAN.
Juru Bicara TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul, ribuan personel yang dikerahkan itu khusus untuk pengamanan KTT ke-18 ASEAN. Sedangkan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan pasca kematian Bin Laden, seluruh aparat baik TNI dan Polri akan terus bekerja sama dan meningkatkan kesiapsiagaannya.