REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Ratusan aktivis dan buruh di Bandar Lampung turun ke jalan pada Hari Buruh Internasional Ahad (1/5). Mereka berkomvoi menjelajahi jalan-jalan protokol kota untuk mempertanyakan nasib buruh Indonesia yang masih termarjinalkan oleh hegemoni kekuasaan negeri ini.
Para aktivis bersama buruh ini memulai aksi dari depan pusat pertokoan terkenal di tengah kota Bandar Lampung sejak pagi. Mereka berjalan kaki menuju bundaran Tugu Gajah dan depan pusat perbelanjaan teramai kota ini. Selain berorasi, mereka juga membagi-bagikan selebaran berisi tuntutan buruh agar lebih diperhatikan kesejahteraan dan hak-hak buruh.
Aksi turun ke jalan sekitar 500-an orang ini tergabung dalam kelompok Perjuangan Rakyat Lampung (PRL). PRL ini beranggotakan 32 organisasi atau lembaga swadaya masyarakat yang siap mendukung perjuangan nasib buruh untuk lebih baik lagi. “Ini aksi damai, untuk memperjuangkan nasib buruh yang semakin terpuruk hak-haknya dilindas hegemoni kekuasaan,” ujar Suryadi, aktivis yang berdemo.
Para pendemo juga meminta masyarakat mendukung kegiatan-kegiatan yang memperjuangan nasib buruh, sebagai bagian dari anggota masyarakat. Ia juga mengatakan peran buruh dalam meningkatkan dan memajukan perekonomian bangsa sangat penting, sehingga perlu didukung daya juangnya.
Pada bagian lain, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandar Lampung pada Hari Buruh ini juga menyampaikan tuntutannya. Dalam keterangan yang diperoleh, para jurnalis menuntut jaminan keamanan dan meningkatkan upah layak bagi setiap jurnalis. AJI menyatakan tuntutan ini sangat mendesak agar kinerja jurnalis lebih professional dalam menjalankan tugas jurnalistiknya.