REPUBLIKA.CO.ID,TANGERANG - Kehadiran pondok pesantren memiliki arti strategis dan kedudukannya amat penting dalam memajukan bangsa sejak zaman penjajahan Belanda hingga memerangi paham radikalisme. Demikian kata Direktur Pondok Pesantren Kementerian Agama, Chairul Fuad, di Tangerang pada Ahad (1/5) saat peresmian Pondok Pesantren Modern Darul Muttaqien.
Hadir pada acara tersebut KH. Sukron Makmun dan sejumlah tokoh agama di daerah setempat. Kelompok pesantren berada di barisan terdepan dalam menghadapi kaum penjajah bersama elemen masyarakat lainnya. ''Namun dalam beberapa tahun terakhir, perkembangannya terfokus pada pendidikan keagamaan,'' katanya dalam sambutannya mewakili Menteri Agama Suryadharma Ali. ''Kini pesantren berkembang menjadi agen perubahan dan pusat peradaban bagi dinamika masyarakat.''
Namun, pesantren kini dihadapi tantangan berat dalam kedudukannya sebagai agen perubahan. ''Yaitu, berkembangnya korupsi. Dimana ajaran agama dalam pemberantasan korupsi,'' kata Chairul Fuad.
Pondok pesantren diharapkan ke depan juga diharapkan dapat menjadi penggerak ekonomi masyarakat disamping sebagai penangkal faham perilaku destruktif dan berbagsi faham liberalisme, termasuk radikalisme, ia menjelaskan. Ia juga menyinggung persoalan kemajuan teknologi yang banyak disalahgunakan, seperti kepandaian membuat alat peledak yang diarahkan untuk menghancurkan manusia. Hal ini jelas suatu penyimpangan dari ajaran Islam, yang sesungguhnya harus diarahkan untuk kebutuhan dan keperluan umat.
Ia menegaskan, esensi pengajaran Islam di pondok pesantren tak ada yang mengajarkan ajaran radikalisme. Pesantren sebagai pusat peradaban, harus mengembangkan faham cinta damai dan mandiri. Pesantren tak boleh menjadi pusat radikalisme, liberalisme tetapi harus mampu membangun dalam suasana harmoni.