REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN--Menhan Purnomo Yusgiantoro mengatakan Kementerian Pertahanan saat ini sedang membangun sebuah fasilitas cukup besar dan luas yang akan berfungsi sebagai pusat sistem operasi untuk kegiatan kontra terorisme (counter terorism). ''Tempatnya di Sentul (Bogor) akan dinamai sebagai four-in-one. Tempatnya hanya satu jam dari Jakarta,'' kata Purnomo, Jumat (29/04).
Menhan berbicara kepada wartawan usai menutup ASEAN Defence Senior Officials' Meeting (ADSOM) and the ASEAN Defense Senior Officials' Meeting Plus (ADSOM Plus) yang diselenggarakan di Hotel Hyatt Yogyakarta, 27-29 April. Tempat itu, kata Purnomo, nantinya akan menjadi tempat pusat pelatihan dan penggulangan berkaitan dengan sistem operasi terhadap kegiatan-kegiatan kontra terorisme, dan juga operasi-operasi militer berkaitan dengan bidang kesehatan dan penanggulangan bencana alam.
Dijelaskannya, juga tempat itu juga akan menjadi pusat pemantauan dan pengolahan data yang berkaitan dengan kegiatan kontra terorisme, bagaiamana eksekusinya, serta juga bagaimana post eksekusinya. Di tempat itu, katanya, nantinya juga akan disiapkan aparat keamanan setingkat satu batalion yang bisa segera diturunkan untuk menghadapi tindakan terorisme -- stand-by force.
Purnomo mengatakan, berbicara tentang ancaman terorisme harus dilihat dalam koridor yang lebih luas lagi, bukan hanya bagaiamana kalau tindakan teror itu sudah terjadi, juga menyangkut bagaiamana sistem deteksi dininya. Menurut dia, saat ini menyangkut tindakan setelah aksi teror itu terjadi, bisa dilakukan oleh kepolisian dengan Densus 88-nya ataupun dengan bantuan detasemen-detasemen khusus yang ada di tiga angkatan di lingkup TNI.
Namun, lanjutnya, berbicara kontra terorisme, kasus NII ataupun kasus-kasus seperti bom buku atau rencana pemboman gereja di Serpong, tak bisa dilihat secara hanya dari sisi kejadiannya semata, tapi juga harus dilengkapi dengan bagaiamana usaha-usaha deteksi dininya.
Berbicara tentang kontra terorisme, katanya, juga harus disertai dengan bagaiamana melakukan usaha-usaha pencegahan agar persoalan itu tak terulang lagi, artinya juga menyangkut upaya-upaya deradikalisasi dan proses pembinaan rehabiliatasi para pelaku-pelaku teror.
Jadi katanya, permasalah kontra terorisme ini harus dilakukan secara total food ball dengan melibatkan semua eksponen masyarakat, bukan hanya oleh aparat keamanan dan kepolisan. ''Jadi perlu terintegrasi, juga dengan keikutsertaan tokoh-tokoh agama dan masyarakat secara keseluruhan,'' tandas Purnomo.
Menurut Purnomo, berkaitan dengan pertemuan ADSOM dan ADSOM Plus di Yogya ini, Indonesia dan Amerika dipercaya sebagai leading sector dalam penyusunan draf kerjasama dalam bidang kontra terorisme dalam lingkup negara-negara anggota ASEAN dan mitra lainnya seperti Amerika Serikat, Australia, China, India, Jepang, Korea Selatan, Rusia dan Selandia Baru.