REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Tim investigasi dari Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan (Kontras) menemukan fakta baru dalam kasus penembakan TNI terhadap warga di Kebumen, Sabtu (16/4) lalu. Tim menemukan sejumlah peluru tajam di lokasi kejadian. “Ya, tim investigasi kita menemukan ada peluru tajam di lokasi bentrokan,” kata Koordinator Kontras, Haris Azhar kepada Republika, Jumat (29/4).
Haris mengatakan, peluru tajam yang ditemukan itu ada tiga butir. Peluru itu ditemukan oleh seorang warga yang sering melalui lokasi bentrokan. Sebelum bentrokan, orang itu tidak pernah melihat atau menemui adanya peluru tajam. “Dia menemukan peluru itu dalam keadaan baru dan kemudian diserahkan kepada tim Kontras,” ujarnya.
Tidak hanya peluru tajam, tim juga menemukan ada peluru karet dan timah di lokasi bentrokan. Namun, peluru timah itu adalah peluru yang tumpul.
Seperti diketahui, sejumlah oknum anggota TNI melakukan aksi represif dengan memukuli, bahkan ada sejumlah anggota yang melepaskan tembakan ke arah warga yang tengah melakukan aksi demo tak jauh dari kantor Dinas Penelitian dan Pengembangan (Dislitbang) TNI AD Desa Setrojenar Kecamatan Buluspesantren, Sabtu (16/4) siang.
Tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Tapi akibat aksi tersebut, belasan orang mengalami luka-luka. Bahkan empat warga mengalami luka tembak. Termasuk Kepala Desa Setrojenar Surip Supangat yang mengalami tiga luka tembak, diduga peluru karet, di bagian lengan kanan dan pantat. Sementara korban lain mengalami luka lebam di sekujur tubuh akibat dipukuli menggunakan tongkat dan popor senapan.
[removed]// 5) { sendMessage("gtbTranslateLibReady", {"gtbTranslateError" : true}); return; } setTimeout(checkLibReady, 100);}gtbTranslateOnElementLoaded = function () { lib = google.translate.TranslateService({}); sendMessage("{EVT_LOADED}", {}, []); var data = document.getElementById("gtbTranslateElementCode"); data.addEventListener("gtbTranslate", onTranslateRequest, true); data.addEventListener("gtbTranslateCheckReady", onCheckReady, true); data.addEventListener("gtbTranslateRevert", onRevert, true); checkLibReady();};function onCheckReady() { var ready = lib.isAvailable(); sendMessage("gtbTranslateLibReady", {"gtbTranslateError" : !ready});}function onTranslateRequest() { var data = document.getElementById("gtbTranslateElementCode"); var orig = data.getAttribute("gtbOriginalLang"); var target = data.getAttribute("gtbTargetLang"); lib.translatePage(orig, target, onProgress);}function onProgress(progress, opt_finished, opt_error) { sendMessage("gtbTranslateOnProgress", {"gtbTranslateProgress" : progress, "gtbTranslateFinished" : opt_finished, "gtbTranslateError" : opt_error});}function onRevert() { lib.restore();}})(); (function(){var d=window,e=document;function f(b){var a=e.getElementsByTagName("head")[0];a||(a=e.body[removed].appendChild(e.createElement("head")));a.appendChild(b)}function _loadJs(b){var a=e.createElement("script");a.type="text/javascript";a.charset="UTF-8";a.src=b;f(a)}function _loadCss(b){var a=e.createElement("link");a.type="text/css";a.rel="stylesheet";a.charset="UTF-8";a.href=b;f(a)}function _isNS(b){for(var b=b.split("."),a=d,c=0;c