REPUBLIKA.CO.ID, MALANG - Mahatir Rizki (19), salah satu korban dugaan kasus doktrinasi ala Negara Islam Indonesia (NII) dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Jawa Timur, telah pulang ke rumahnya di Bima, Nusa Tenggara Barat, Selasa pagi.
"Iya, Mahatir (yang sempat hilang) sudah kembali ke rumah, Selasa (26/4) pagi dan saat ini sudah berada di rumah," kata paman Mahatir, yakni Ismed Jayadi, kepada sejumlah wartawan di Kota Malang, Jawa Timur.
Ismed menjelaskan, saudaranya tersebut untuk sementara tidak ingin ditemui oleh siapa pun dan hanya ingin menyendiri di kamar, namun sebelumnya Mahatir mengaku pada keluarga jika dia bekerja di Semarang dan dalam kondisi sehat.
Terkait dugaan korban doktrinisasi dan adanya perekrutan oleh anggota NII, Ismed tidak bisa menjelaskan, namun berjanji akan memberikan keterangan setelah keluarga nantinya mengunjungi Malang dan bertemu pihak rektorat dalam beberapa minggu ke depan.
"Kepulangan Mahatir sudah kami laporkan ke rektorat UMM serta aparat kepolisian di Kota Malang, dan kami akan memberikan keterangan lebih lanjut, namun saat ini Mahatir masih ingin sendiri dulu," katanya.
Sementara itu, Rektor UMM, Muhadjir Effendy menjelaskan, kasus doktrinasi yang menimpa delapan mahasiswanya adalah murni kasus kriminal, namun dengan metode yang menggunakan hipnotis disertai doktrinasi.
Pihak UMM sudah membentuk tim independen, serta sejumlah langkah antisipasi apabila terjadi kembali peristiwa itu. "UMM juga bekerja sama dengan kepolisian untuk mengusut tuntas kasus ini, agar tidak menjalar kemana mana," katanya.
Ia berharap, kasus ini tidak mempengaruhi minat belajar warga ke Kota Malang, dan meminta kepada seluruh pihak terutama para pelajar dan mahasiswa agar tetap waspada terhadap aksi-aksi penipuan dengan cara mendoktrinasi korbannya.