REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA - Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X mengingatkan masyarakat Yogyakarta, baik orangtua, anak muda, maupun anak-anak, berhati-hati terhadap bahaya di luar rumah terkait perekrutan anggota NII (Negara Islam Indonesia).
''Bahaya di luar rumah itu menjadi tantangan tersendiri bagi orangtua untuk mengawasi anaknya. Siapa pun punya risiko. Karena sasaran bahaya itu bisa di mana pun. Tetapi pemerintah tidak bisa mengontrol setiap rumah tangga. Sehingga keluarga sendiri dan dirinya sendiri yang bisa mengontrol dirinya sendiri,''kata Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X pada wartawan di Kepatihan Yogyakarta, Kamis (21/4), ketika ditanya soal kemungkinan mahasiswa Yogyakarta menjadi sasaran perekrutan anggota NII (Negara Islam Indonesia).
Sultan mengaku belum tahu persis mengenai masalah perekrutan anggota NII itu. ''Apakah itu hanya sekadar isu atau yang dicari oleh perekrut itu sebetulnya hanya materi. Mau merekrut anggota negara Islam kok malah disuruh membayar dan mahasiswa yang jadi sasaran. Piye? (bagaimana ini?). Bagi saya hal itu malah aneh. Kalau direkrut itu dibayari atau bagaimana saya tidak tahu persis,'' tutur dia.
Dikatakan Sultan, barangkali perekrrutan anggota NII itu sebetulnya hanya kamuflase untuk penipuan. ''Karena faktanya orang yang direkrut itu tidak pulang ke rumah dan dikatakan lupa sama saudara, ada yang mengatakan karena dihipnotis. Apalagi orang yang pernah direkrut dan bisa lolos tidak apa-apakan. Nyatanya mereka yang direkrut dan membayar sekitar Rp 10 juta lalu lolos juga tidak apa-apa. Itu kan faktor materi,'' kata Sultan.
Untuk itu warga masyarakat anak muda maupun anak-anak harus hati-hati,'' saran dia. Gubernur DIY mengemukakan kalau seseorang terutama orang muda dan anak-anak sudah keluar rumah risikonya terlalu besar, tidak hanya kasus NII, melainkan juga kasus-kasus lain seperti narkoba dan sebagainya. ''Bahkan kalau narkoba orang di rumah pun bisa didatangi,'' ungkap dia.