REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa, menghimbau masyarakat yang sudah mengonsumsi pertamax tidak latah menggunakan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi alias premium. Dengan begitu beban subsidi pemerintah sebesar 38,5 juta kiloliter (KL).
"Makanya diimbau yang mampu jangan pindah ikut-ikutan, kasihan beban pemerintah. Kita cuma punya 38,5 juta KL," kata Hatta di Jakarta, Kamis (14/4).
Meskipun tidak ada larangan menggunakan premium, tapi ia menegaskan sebaiknya masyarakat yang sudah biasa menggunakan pertamax tidak beralih ke premium. "Masyarakat yang sudah pakai pertamax yang kategorinya mampu jangan pakai premium," pesan Hatta.
Sebagaimana diketahui, kuota konsumsi BBM bersubsidi sampai Maret 2011 mencapai sekitar 9,26 juta KL, dari total kuota konsumsi BBM subsidi di 2011 yang jumlahnya 36,8 juta KL. Untuk Maret 2011 saja, konsumsi premium mencapai 2,07 juta KL atau naik 2,68 persen dibandingkan Februari 2011. Begitu juga dengan solar yang naik 4,3 persen menjadi 1.188 juta KL. Sedangkan minyak tanah justru turun 1,78 persen menjadi 163,08 ribu KL.
Terkait realisasi konsumsi BBM subsidi pada kuartal pertama yang melebihi kuota, Kepala BPH Migas, Tubagus Haryono menuturkan hal itu terjadi karena sempat ada panic buying di kalangan konsumen. Menurutnya, aksi panic buying tersebut terjadi akibat ketidakpastian pelaksanaan program pembatasan BBM bersubsidi. "Tetapi kita tetap akan usahakan agar konsumsi BBM subsidi agar tidak melebihi kuota yang ditetapkan di APBN," ujar Tubagus.