REPUBLIKA.CO.ID, PALU - Anggota Komisi X DPR RI Oelfah Syahrullah Harmanto menilai Arifinto, Anggota Fraksi PKS yang tertangkap kamera sedang melihat situs porno saat sidang paripurna adalah korban media. "Dia adalah korban media sehingga dia akhirnya memutuskan untuk mundur dari Anggota DPR RI," kata Oelfah saat bertemu dengan sejumlah organisasi kepemudaan di Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (13/4).
Semenjak tertangkap kamera saat sedang membuka video tak senonoh, Arifinto sering diberitakan oleh media sehingga dinilai sangat menurunkan citranya. Sejumlah foto yang memperlihatkan Arifinto sedang membuka video porno juga banyak tersebar di media. Oelfah mengatakan media juga sering menyalahgunakan UU No. 40/1999 tentang Pers.
Menurut Oelfah yang anggota Fraksi Partai Golkar ini, undang-undang tersebut sering dijadikan wartawan untuk melindungi diri jika terindikasi berbuat salah. Ia juga mengatakan media sering memelintir perkataan narasumber. Dia mencontohkan, keberadaan tempat penampungan air di gedung baru DPR RI yang akan dibangun dipelintir wartawan sebagai kolam renang sehingga menimbulkan kesan mewah di masyarakat.
Padahal kontraktor pembangunan gedung baru DPR mengatakan, tempat penampungan air itu adalah untuk mengantisipasi adanya kebakaran. "Jadi tidak benar kalau ada kolam renang," katanya. Sementara itu, Wakil Ketua Komisi X DPRI Heri Akhmadi mengatakan rencana pembangunan gedung baru DPR RI dinilai sudah tepat.
Menurutnya, ruang kerja anggota DPR RI saat ini sudah tidak layak karena terlalu sempit. "Masak anggota DPR harus satu ruangan dengan staf ahli. Ini jelas tidak nyaman," kata anggota Fraksi PDI Perjuangan ini. Kunjungan kerja Komisi X DPR RI di Sulawesi Tengah ini adalah dalam rangka menjaring informasi dan mengumpulkan sejumlah masalah untuk selanjutnya dibahas di rapat komisi guna mencari solusinya.
Sehari sebelumnya, Komisi X DPR RI menemukan adanya sebuah sekolah rusak di Kota Palu, Ibu Kota Sulawesi Tengah. Sekolah itu kondisinya memprihatinkan sebab hampir seluruh dindingnya rusak dan terkelupas sehingga warna merah batu bata gedung itu terlihat jelas.
Selain mengunjungi sekolah, Komisi X DPR RI yang berjumlah 13 orang itu juga singgah di Perpustakaan Daerah Sulawesi Tengah di Kota Palu. Di perpustakaan terbesar di Sulawesi Tengah itu, ternyata diketahui rata-rata setiap harinya hanya dikunjungi 30 orang.