REPUBLIKA.CO.ID, Gresik - Sejumlah pelabuhan di bawah tanggung jawab PT Pelabuhan Indonesia III memasuki tahap modernisasi untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
"Kami memiliki berbagai rencana baik dari sisi peralatan maupun tampilan fisik infrastrukturnya," kata Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha PT Pelindo III Husein Latief, di Gresik, Jawa Timur, Selasa (12/4).
Ia menyebutkan beberapa pelabuhan yang memasuki tahap modernisasi di antaranya Tanjung Perak (Surabaya), Tanjung Benoa (Bali), Kota Baru, Tanjung Emas (Semarang), Banjarmasin, dan Gresik. "Modernisasi tersebut juga dipicu semakin kondusifnya iklim investasi di Indonesia," katanya.
Untuk di Selat Madura, kata dia pelabuhan yang memasuki tahap modernisasi adalah Pelabuhan Gresik dan Pelabuhan Tanjung Perak. Sedangkan di Tanjung Perak upaya tersebut dimulai dengan penataan lima terminalnya yang dimulai dengan penentuan spesifikasi kegunaan.
"Bahkan, diharapkan pada 2013 atau 2014 tahap modernisasinya selesai. Selain itu, sejumlah gudang yang dekat dengan dermaga juga disesuaikan fisiknya," katanya. Ia memprediksikan modernisasi Pelabuhan Tanjung Perak menelandana triliunan rupiah, seiring lalu lintas pelayaran yang kian padat.
Oleh karena itu, sejak 2010 PT Pelindo telah membangun dermaga dengan peralatan modern, yakni Terminal Multipurpose Teluk Lamong di Jalan Osowilangun (perbatasan Surabaya-Gresik) untuk mengurangi kepadatan Tanjung Perak.
"Penanaman modal di Teluk Lamong juga membutuhkan dana triliunan rupiah. Sementara, sampai sekarang pembangunan dermaganya sudah mencapai 31 persen dari total pengerjaan proyek Paket A yang ditargetkan selesai 13 Juli 2012," katanya.
Selain itu, tambah dia, modernisasi juga mengarah ke Pelabuhan Benoa Bali. Salah satunya membangun jalan tol Benoa-Bandara Ngurah Rai pada tahun ini. Besaran investasinya diproyeksi mencapai Rp2 triliun. Untuk itu, dia menggaet pihak lain seperti PT Pengembangan Pariwisata Bali, Jasa Marga, dan Angkasa Pura.
"Pembagian modalnya, Pelindo akan menyumbang sekitar 25 persen. Sementara Angkasa Pura sekitar 10-20 persen, dan yang mendominasi kontribusi yaitu Jasa Marga," katanya.
Ia berharap, proyek tersebut selesai pada tahun 2013 sehingga bisa melayani masyarakat perekonomian internasional yang berkumpul di Bali mengingat bertepatan dengan Konferensi Tingkat Tinggi Asia Pacifik "Economic Cooperation 2013".