REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan tetap menolak rencana pembangunan gedung baru DPR dalam rapat konsultasi yang akan digelar dalam waktu dekat. Ketua DPP PDIP, Maruarar Sirait, mengungkapkan sikap tersebut sudah dikonfirmasi kepada Ketua Fraksi dan Sekjen PDIP.
"Saya sudah konfirmasi kepada Ketua Fraksi dan Sekjen, tidak saat ini. Karena memang opini yang didapatkan dari publik seperti ini,"ujar Maruarar saat dihubungi republika, Sabtu (2/4).
Maruarar mengaku sudah melakukan survei kepada berbagai daerah di Indonesia tentang rencana itu. Hasilnya, ungkap politisi yang kerap disapa Ara, mayoritas menyatakan keberatan. Pasalnya, ujar Ara, masih banyak kebutuhan rakyat yang saat ini harus diselesaikan seperti sekolah, pertanian dan rumah sakit.
Ara pun meminta kepada fraksi yang semula mendukung, tidak usah merasa tidak konsisten. "Tidak usah ada yang kebakaran jenggot,"ungkapnya. Menurutnya, sikap aspiratif seharusnya lebih dikedepankan para koleganya di senayan. Sikap tersebut, ujarnya, justru akan menunjukkan kenegarawanan seorang politisi.
Menurutnya, bukan hanya kali ini adanya penolakan yang diakhiri dengan pembatalan fasilitas bagi anggota DPR. Ara menjelaskan DPR punya sejarah membatalkan pengadaan laptop setelah adanya respons negatif dari rakyat meski sudah dianggarkan. "Ini keputusan yang bijaksana bagi semuanya dan juga kita bertekad makin mengambil keputusan sesuai dengan aspirasi rakyat. Kita punya pengalaman soal laptop,"ujarnya.
Ara kemudian meminta koleganya untuk berbesar hati dan mau menempati kantor yang lama. Pasalnya, ungkap Ara, dari pendapat ahli yang ia tampung, gedung itu masih aman. "Persoalan kenyamanan masih bisa dilokallisir. Kalau buat saya pribadi sih masih nyaman ruang kerja saya,"kata Ara.