REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- “Di sini itu ada pajak pengarang, pajak buku. Itulah yang memberatkan kita untuk membeli buku” ujar sastrawan Asma Nasdia saat menerima penghargaan Tokoh Perubahan Republika 2010 di Djakarta Theater malam ini.
Bagi Asma Nadia buku adalah sesuatu yang mewah. Menurutnya karena buku dan perjuangan seorang ibu, dia bisa mendapatkan penghargaan ini.
Cita-cita Asma membangun seribu rumah baca di Indonesia. Hingga kini telah terwujud sebanyak 31 perpustakaan dhuafa di berbagai daerah. Diantaranya di Tenggarong, Kepulauan Seribu dan daerah pengungsian Merapi. “Kini yang ke-32 direncanakan di Madura,” ujarnya.
Penulis buku Rumah Tanpa Jendela ini berharap rumah baca juga dapat memberikan pengajaran kreativitas. Contohnya pengajaran komputer dan bahasa inggris. Semua ini ia harap dapat berkembang di kantung-kantung daerah. “Sehingga dengan ini, masyarakat di sana bisa survive,” harapnya.
Linda Gumelar yang hadir bersama suaminya, Agum Gumelar memberi apresiasi terhadap dedikasi Asma Nadia. Menurutnya Asma Nadia adalah seorang penulis yang kreatif dan implementatif, terutama dedikasinya mendirikan seribu rumah baca di Indonesia. “Sosok Asma Nadia layak menjadi inspiring woman bagi wanita Indonesia”, ujarnya berlalu diacara penutupan kegiatan