REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG – Wakil Presiden, Boediono berjanji akan memberikan dukungan penuh terhadap gerakan pramuka di Indonesia.
“Saya ingin menjanjikan kantor saya akan memberikan dukungan penuh. Apapun yang bisa kita lakukan, saya siap untuk melakukan koordinasi,” katanya saat sosialisasi nasional UU no 12/2010 tentang Gerakan Pramuka di auditorium Universitas Negeri Semarang (Unsema) pada Sabtu, (26/3).
Boediono mengaku merasakan betapa pentingnya untuk memberikan kontribusi dalam pembentukan karakter generasi muda, terutama yang difasilitasi oleh gerakan pramuka. Maka, tahun ini dan tahun ke depan, perlu dilakukan hal-hal yang realistis. Yakni mengaktifkan dalam arti harfiah dan substantive gugus depan (gudep). Tercatat, hingga saat ini ada sekitar 275 gudep yang ada di Indonesia.
“Yang paling mudah, gudep berbasis sekolahan dan bisa dimulai dari tingkat sekolah dasar dan menegah,” katanya. Contoh konkret yang bisa dilakukan, lanjutnya, yakni keberadaan instruktur dan pembimbing baik dari kalangan guru atau kombinasi guru dan instruktur dari luar.
Artinya, mengaktifkan pramuka pun harus ada instruktur yang mumpuni. Selain itu perlu juga toolkit atau alat-alat pendukung kegiatan pramuka. Peralatan ini bisa dipenuhi secara bertahap.
Namun, hal yang paling menurutnya paling penting yakni adanya semacam kurikulum. “Bahan untuk pendidikan kepramukaan yang benar dan baku segera dibentuk,” katanya. Kalaupun sudah ada, bahan tersebut perlu segera di up date. Pokoknya, lanjut dia, substansinya harus ada dan menjadi pegangan dan dibagikan ke semua sekolah.
“Tahun ini saya harapkan hal-hal tersebut bisa dipenuhi,” katanya. Ia pun meminta dan berjanji akan mengkoordinasikan semua pihak untuk ikut serta dan mendukung hal ini. Terlebih lagi, untuk menghidupkan dan merevitalisasi gerakan pramuka di daerah tidak bisa dilakukan satu pihak.
Ikuti Whatsapp Channel Republika