REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha menyatakan tidak ada data atau temuan intelijen tentang keberadaan Dewan Revolusi Islam yang berniat melakukan kudeta terhadap pemerintahan yang sah. "Dari hasil data intelijen menyebutkan sampai sejauh ini, paling tidak sampai tanggal 21 Maret 2011 yang lalu, tidak ada indikasi eksistensi yang nyata dari apa yang disebut sebagai kelompok yang menamakan diri atau membentuk Dewan Revolusi Islam," kata Julian di kantor kepresidenan, Jakarta, Kamis (24/3).
Julian menyatakan hal itu terkait pemberitaan Al Jazeera yang menyatakan ada suatu gerakan revolusi yang berniat menggulingkan pemerintahan. Menurut Julian, pemerintah akan berpegang pada temuan dan data intelijen. Oleh karena itu, pemerintah tidak akan memberikan tanggapan karena sampai saat ini intelijen tidak menemukan keberadaan organisasi yang disebut sebagai Dewan Revolusi Islam.
"Ini mendukung apa yang kami terima dari laporan intelijen bahwa tidak ada sesuatu yang serius di balik apa yang diberitakan itu," katanya.
Julian mengaku telah melapor kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sesaat setelah Al Jazeera memberitakan hal itu pada 21 Maret 2011. Pada hari yang sama, Julian juga telah membicarakan hal itu dengan Menko Polhukam Djoko Suyanto.
Menurut Julian, Djoko sudah mengetahui informasi tersebut. Bahkan, Djoko sudah mengetahui sepuluh hari sebelumnya bahwa akan ada informasi seperti itu.