Rabu 23 Mar 2011 08:51 WIB

Parpol Jangan Kooptasi Gerakan Mahasiswa

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Para alumni dan aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) yang merayakan Dies Natalis ke-58 organisasi pergerakan tersebut mengingatkan agar eksistensi semua gerakan kemahasiswaan jangan dikooptasi Parpol mana pun.

Demikian pandangan para aktivis sehubungan dengan Dies Natalis, sekaligus gelar Kongres Nasional XVII Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) di Balikpapan, Kaltim.

Mereka yang dihubungi terpisah, Palar Batubara, mantan Ketua Presidium Persatuan (PA) Alumni GMNI, fungsionaris PP PA GMNI, Ferrol Warouw dan Ade Reza Hariyadi.

Palar Batubara meminta Partai Politik (Parpol) harus lebih dewasa dan memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk menentukan pilihannya dalam mengartikulasikan aspirasi rakyat.

"Pergerakan mahasiswa di mana-mana itu selalu murni, sehingga janganlah dikotori oleh kepentingan politik praktis," tegasnya.

Sebagaimana Palar Batubara, fungsionaris Pengurus Pusat (PP) Persatuan Alumni (PA) GMNI, Ferrol Warouw menambahkan, dinamika pergerakan mahasiswa dalam sejumlah episode dan periode sejarah Indonesia telah membuktikan, semuanya lahir sekaligus tumbuh bersama amanat penderitaan rakyat.

"Artinya, nafas perjuangan kaum insan muda ilmiah ini adalah rakyat, bukan kekuatan politik praktis mana pun," tandas aktivis yang kini tengah menuntaskan studi doktor bidang lingkungan hidup di Universitas Indonesia (UI).

Sementara itu, Ade Reza Hariyadi (pernah menjabat salah satu Ketua Presidium Pusat GMNI) mengatakan sesuai pengalaman, Parpol atau elite politik dan birokrasi yang coba-coba mengganggu independensi pergerakan mahasiswa, pasti 'tergilas' oleh ambisi politik praktisnya sendiri.

"Biasanya, jika ada segelintir tokoh mahasiswa yang terkooptasi 'kehendak' Parpol, pada akhirnya akan terkucilkan atau terisolasi dari kaum idealis yang jumlahnya mayoritas di kalangan mahasiswa," ujarnya.

Ancam Boikot

Palar Batubara dan Ferrol Warouw secara terpisah juga menyayangkan adanya ancaman pemboikotan hasil Kongres ke-17 organisasi mahasiswa ini yang dilayangkan 20 DPC GMNI, karena menolak intervensi parpol, Jakarta, Senin (21/3) awal pekan ini.

Karenanya, keduanya mengingatkan elite Parpol tidak usah campur tangan dan biarkan mahasiswa menentukan pilihannya sendiri. Ditegaskan pula, para pelaksana Kongres agar bisa memahami dan menerima aspirasi 20 DPC yang meminta agar tidak ada campur tangan simbol kekuasaan atau partai politik tertentu.

"Ingat, GMNI bukan milik partai tertentu. GMNI adalah organisasi independen yang mampu melahirkan kader-kader bangsa bermotto: pejoang pemikir, pemikir pejoang, yang diabdikan untuk bangsa," tandas Palar Batubara.

Makanya, lanjutnya, banyak kader bentukan organisasi ini dapat terus dipercaya masyarakat sebagai satu-satunya gerakan pemuda yang berpegang teguh kepada Pancasila dan UUD 1945.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement