Senin 21 Mar 2011 17:00 WIB

Kemhan Targetkan 2024 Mampu Penuhi Alutsista

Rep: erik purnama putra/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--Pemerintah melalui Kementerian Pertahanan (Kemhan) tengah memacu kekuatan TNI secara bertahap dalam pemenuhan alat utama sistem persenjataan (alutsista). Pemenuhan tersebut dilakukan dengan berbagai cara baik melalui memproduksi di dalam negeri, luar negeri, maupun kerjasama produksi melalui transfer teknologi dengan negara lain.

“Upaya pembangunan alutsista TNI di matra darat, laut dan udara terus dilakukan. Cita-cita kami pada 2024 telah tercapai kekuatan pokok TNI,” ujar Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro usai menghadiri serah terima KRI Banda Aceh 593 dari PT PAL kepada TNI AL, di Surabaya, Senin (21/3).

Purnomo menyebut, penyerahan KRI Banda Aceh berjenis Landing Platform Dock (LPD)  tersebut, sebagai salah satu langkah menuju pemenuhan alutsista. Pemenuhan kapal jenis tersebut adalah untuk ketiga kalinya, setelah  KRI Surabaya dan KRI Makasar. “Kapal ini merupakan alih teknologi dari Korea Selatan yang dikerjakan karyawan PT PAL di bawah pengawasan para ahli dari Dae Sun Shipbuilding,” jelasnya.

Menurut Purnomo, PT PAL hendaknya memfokuskan pemenuhan alutsista yang lebih mutakhir  bagi TNI AL melalui proyek kapal korvet alias jenis perusak kapal rudal (PKR). “Pemerintah sudah menyetujui, anggarannya sudah ada, dan saat ini proses pembuatan.”

Terkait kebutuhan kapal selam, Purnomo mengaku, tengah mengkaji jenis yang sesuai dengan kebutuhan keamanan dan pertahanan negara. “Pemenuhannya tidak bisa terburu-buru. Sedang dipelajari seperti apa yang benar-benar pas dengan kondisi geografis laut,” katanya.

Purnomo menjelaskan jika wilayah perairan bagian barat Indonesia dangkal dan di bagian timur termasuk dalam sehingga bisa dilalui kapal selam. Karena itu, pemenuhan kapal selam harus menyesuaikan dengan keadaan geografis lautan agar saat membuatnya bisa tahu detail jenisnya. “Awalnya bisa dibuat di luar, lalu produksi berikutnya, ditingkatkan konten lokalnya dan dilakukan di sini,” ujar Purnomo

Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono, menilai teknis pelaksanaan proyek pembuatan kapal korvet itu dikerjakan bersama PT PAL dengan TNI AL. Diskusi teknis pembuatannya sudah dilaksanakan dan kira-kira bulan depan rancang bangunnya bisa mulai dikerjakan dengan menggandeng PT Damen Shipyard dari Belanda.

Agus menyebut, proyek kapal korvet dalam pengerjaannya akan lebih kompleks mengingat tuntutan kemampuan pemasangan teknologi yang harus dimiliki kapal tersebut. Apalagi pihaknya membuat perusak kapal rudal jenis light fregat yang  harus memiliki kemampuan persenjataan dan kemampuan content management system lebih dibanding kapal lainnya.

Kapal itu dirancang untuk menghadapi perang di atas permukaan air maupun berfungsi sebagai penghadang anti kapal selam. Melihat dari rumit dan kemampuan kapal korvet, Agus mengatakan, proyek tersebut merupakan peningkatan luar biasa dalam kemampuan rancang bangun alutsista yang dikerjakan warga Indonesia. “Jika nanti sudah bisa membuat kapal korvet maka membangun kapal apa saja putra-putri Indonesia pasti bisa,” tegas Agus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement